SKK Migas: Pertamina Bisa Manfaatkan Riset EOR Chevron di Blok Rokan
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyatakan Pertamina bisa memanfaatkan hasil riset Chevron Pacific Indonesia terkait penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) di Blok Rokan. Dengan begitu, hasil riset Chevron tidak sia-sia.
Apalagi, penerapan EOR dinilai mampu meningkatkan produksi minyak di blok tersebut. "Risetnya antara 2008 dan 2010. Tentu diharapkan hasil riset itu tidak mubazir dan dapat diteruskan Pertamina," ujar Dwi saat ditemui di Gedung SKK Migas, Kamis (19/12).
Pemerintah pun siap memberikan insentif untuk penerapan EOR di Blok Rokan. Pasalnya, implementasi teknologi EOR bakal tergantung pada harga minyak yang akhirnya menentukan keekonomian proyek.
"Dengan harga minyak US$ 60 per barel bagaimana? Apakah perlu insentif atau tidak? Adjusment itu perlu untuk bisa menerapkan EOR dan lainnya," kata Dwi.
Upaya tersebut dilaksanakan SKK Migas untuk mempertahankan produksi Blok Rokan. Pasalnya, Chevron sudah mengurangi investasi sejak tahun lalu. Sebab, kontrak Chevron bakal berakhir pada 2021.
(Baca: Chevron Tak Investasi, Produksi Blok Rokan Turun Menjadi 161 Ribu BOPD)
Teknologi EOR digadang-gadang bisa mendongkrak produksi minyak di Blok Rokan. Chevron telah uji coba teknologi tersebut dengan menginjeksi bahan kimia ke sumur minyak di Lapangan Minas.
Hasilnya, terdapat potensi produksi minyak hingga 100 ribu barel per hari (bopd). Dengan asumsi tersebut, produksi Blok Rokan bisa meningkat hingga 500 ribu bopd sesuai dengan proposal Pertamina kepada pemerintah.
Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan. Tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Namun, produksi Blok Rokan tercatat mengalami penurunan sejak awal tahun 2019.
Adapun pada tahun 2020, SKK Migas mematok target produksi di Blok Rokan hanya sebesar 161 ribu bopd atau turun dibanding target tahun ini yang sebesar 190 ribu bopd. Pasalnya, tidak ada aktifitas apapun yang bakal dilaksanakan Chevron di Blok Rokan pada tahun depan.
(Baca: Chevron dan Pertamina Masih Tutup Mulut Soal Transisi Blok Rokan)