BPS Sebut Inflasi 2019 Terendah dalam 20 Tahun Terakhir
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi sepanjang 2019 (year on year/yoy) sebesar 2,72%. Angka tersebut merupakan yang terendah dalam 20 tahun terakhir atau sejak 1999 yang inflasinya 2,13%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, harga komoditas yang terkendali membuat inflasi sepanjang tahun lalu kurang dari 3%. "Terutama terkendalinya harga beras yang bobotnya sangat tinggi pada inflasi," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, hari ini (2/1).
Menurut dia, terkendalinya harga beras selama 2019 disebabkan oleh cadangan di Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) yang mencukupi. Sedangkan pada 2018, harga beras berkontribusi besar terhadap inflasi. Alhasil, inflasi secara tahunan pada 2018 mencapai 3,13%.
Komoditas utama yang menyumbang inflasi nasional 2019 yakni emas perhiasan dengan andil 0,16%. Disusul cabai merah 0,15%, tarif sewa rumah dan bawang merah 0,10%, ikan segar, rokok filter, dan nasi dengan lauk masing-masing 0,09%, tarif kontrak rumah 0,8%, serta bawang putih dan upah asisten rumah tangga 0,6%.
Berdasarkan pengeluaran, inflasi tahun lalu utamanya didorong oleh kenaikan harga kelompok sandang yakni 4,93%. Kemudian bahan makanan 4,28%, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 3,97%, kesehatan 3,46%, dan pendidikan, rekreasi, dan olahraga 3,25%. Lalu, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,75%, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,17%.
(Baca: Tiket Pesawat Naik, Ekonom Prediksi Inflasi Desember 0,4-0,7%)
Di sisi lain, Suhariyanto menyampaikan bahwa pemerintah tak banyak melakukan perubahan kebijakan harga sepanjang 2019. Ia juga menilai, kenaikan harga tiket pesawat pada tahun lalu tidak terlalu berpengaruh terhadap inflasi secara keseluruhan.
Sedangkan pada 2018, kenaikan harga tiket pesawat dan Bahan Bakar Minyak (BBM) berkontribusi besar terhadap inflasi. Kenaikan harga pada kelompok harga yang diatur pemerintah pun mencapai 3,36% pada 2018. Pada tahun lalu, inflasinya hanya 0,51%.
Meski begitu, ia menjelaskan bahwa inflasi inti 3,02% pada 2019 tetap menjadi perhatian. "Ini menjadi peringatan untuk ekstra hati-hari supaya daya beli ke depan tetap terjaga," ujar dia.
Kemudian inflasi menurut komponen harga yang bergejolak pada tahun lalu sebesar 4,3%. Angka tersebut lebih tinggi dibanding 2018, 3,39%.
(Baca: Harga Rokok Naik Rata-rata 35% Mulai Hari Ini, Berikut Daftarnya)