Pendapatan Naik 2 Kali Lipat, Gojek Ungkap Kinerja 5 Layanan pada 2019

Desy Setyowati
17 Januari 2020, 14:04
Pendapatan Naik 2 Kali Lipat, Gojek Ungkap Kinerja lima Layanan pada 2019
Gojek
Ilustrasi, (kanan-kiri) Founder Gojek Nadiem Makarim, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo saat peresmian logo baru Gojek di Kantor Gojek HQ, Jakarta (22/7/2019).

Perusahaan penyedia layanan on-demand, Gojek mengungkapkan kinerja lima layanannya mulai dari GoRide hingga GoFood pada tahun lalu. Secara keseluruhan, pendapatan Gojek meningkat dua kali lipat dalam setahun.

Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, pengguna aktif bulanan (Monthly Active Users/MAU) meningkat 1,5 kali lipat dalam setahun. “Gojek mencetak dua kali lipat pertumbuhan pendapatan dalam 12 bulan terakhir,” kata dia di Jakarta, kemarin (16/1).

Jumlah pesanan yang terselesaikan (completed orders) pun meningkat hampir dua kali lipat secara tahunan (year on year/yoy). Nila mengatakan, perusahaannya berfokus pada inovasi ketimbang strategi ‘bakar uang’ untuk meningkatkan transaksi di platform Gojek.

Pada kesempatan berbeda, Co-CEO Gojek Kevin Aluwi optimistis bahwa pengalaman pengguna (user experience/UX), kepuasan, dan loyalitas pelanggan merupakan salah satu kunci pertumbuhan jangka panjang perusahaan. “Karena itu kami melakukan pendekatan berbasis produk,” katanya dalam siaran pers.

(Baca: Bukan Promosi, Gojek Fokus 3 Layanan untuk Dorong Transaksi di 2020)

 Inovasi pun bakal menjadi fokus utama Gojek ke depan, ketimbang promosi seperti uang kembali (cashback) atau diskon. “Harapannya, fokus pada kepuasan pelanggan akan terus meningkatkan loyalitas yang berujung pada peningkatan frekuensi penggunaan aplikasi Gojek,” katanya.

 Ia pun mengungkapkan kinerja lima layanan di aplikasi Gojek. Pertama, GoFood yang membukukan 50 juta transaksi per bulan di Asia Tenggara. Jumlah mitra penjual (merchant) juga meningkat 17,5 kali lipat yoy, menjadi hampir 450 ribu di Indonesia.

 Pada tahun lalu, Gojek juga meluncurkan beberapa fitur terkait GoFood. Penggunaan fitur ganti lokasi misalnya, meningkat lebih dari 48 kali secara tahunan. Fitur itu memungkinkan pengguna mengirimkan kuliner dari area lain di daerah yang sama, maupun kota dan negara berbeda.

 Fitur ganti lokasi itu diluncurkan pada Februari 2019. Ada tiga menu yang paling banyak dipesan menggunakan fitur ini, yaitu es kopi susu, paket ayam geprek, dan nasi goreng.

Gojek juga meluncurkan program GoGreener terkait GoFood. Jumlah mitra yang berpartisipasi dalam program itu meningkat 17,4 kali lipat yoy. Lebih dari 97% konsumen GoFood memilih opsi untuk tidak membeli alat makan sekali pakai sepanjang 2019.

Perusahaan mengklaim, layanan itu menghilangkan potensi 6,2 ton sampah plastik sekali pakai di Indonesia. Jumlah itu terdiri dari tiga juta alat makan sekali pakai, yang setara 3 ribu kali tinggi Monumen Nasional (Monas).

(Baca: Pendiri Gojek Ungkap Kinerja Berbagai Layanannya, Ada yang Sudah BEP)

Kedua, layanan GoGames yang transaksinya meningkat tiga kali lipat sejak diluncurkan pada September 2019. Tiga gim yang transaksi isi saldo (top up) melalui aplikasi Gojek terbanyak yakni Free Fire, Mobile Legends, dan Hago.

Ketiga, layanan transportasi seperti GoRide dan GoCar. Gojek mengklaim, GoRide mengurangi waktu tunggu pelanggan 52% dan GoCar 47%. Salah satu contoh, rerata waktu jemput di  Stasiun Depok Baru lebih cepat 72% menggunakan fitur GoRide Instan.

Decacorn Tanah Air itu juga menyajikan fitur keamanan dan keselamatan pada layanan transportasi seperti Tombol Darurat, Bagikan Perjalanan, dan asuransi. Jumlah pesanan layanan transportasi Gojek pun tumbuh 28% yoy.

Secara total, mitra pengemudi Gojek menempuh perjalanan sejauh 5 juta kilometer atau setara 13 ribu kali jarak perjalanan bumi ke bulan. Angka itu melebihi pencapaian pada 2018 yang sejauh 4 juta kilometer.

(Baca: Selain Promosi, Begini Strategi Gojek Dorong Transaksi GoFood di 2020)

Keempat, layanan donasi seperti GoGive, GoPayForGood dan GoZakat. Gojek mengumpulkan lebih dari Rp 82 miliar melalui ketiga layanan itu. Donasi itu disalurkan kepada lebih dari 400 organisasi non-profit, lembaga keagamaan, dan Yayasan di 21 provinsi Indonesia.

Donasi menggunakan GoPay pada layanan GoGive dan kode Quick Response (QR Code) ratusan organisasi non-profit juga meningkat 11 kali lipat secara tahunan. Sedangkan layanan GoZakat tumbuh 17 kali lipat sejak diluncurkan pada November 2019.

Kelima, pengguna layanan pembayaran dengan metode cicilan (paylater) yang tumbuh 14 kali lipat selama 2019. Sedangkan transaksinya tumbuh 22 kali lipat.

(Baca: Tantangan Gojek Setelah Kepergian Nadiem, soal Profit hingga Ekspansi)

Reporter: Desy Setyowati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...