Dana BPDPKS Beralih ke Biodiesel, Peremajaan Sawit di Bawah Target
Realisasi program peremajaan atau replanting sawit hingga saat ini masih jauh dari target. Hal ini antara lain disebabkan, minimnya alokasi dana untuk produktivitas petani sawit dan justru teralihkan ke program lain.
Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto mengatakan, sebagian besar dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) digunakan untuk program biodiesel.
"Padahal petani sudah teriak untuk replanting (peremajaan) sawit," kata Darto dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (13/2).
(Baca: Tambal Kebutuhan Dana, Pemerintah Siapkan KUR untuk Peremajaan Sawit)
Ia mencatat, dalam lima tahun terakhir, dana BPDPKS untuk peremajaan sawit hanya mencapai sekitar 58 ribu hektare. Sedangkan, pemerintah menargetkan replanting sawit bisa mencapai 180 ribu hektar per tahun.
Padahal, peremajaan sawit petani swadaya merupakan kunci untuk mendorong produktivitas kelapa sawit untuk pengembangan bahan bakar nabati.
BPDPKS yang merupakan stakeholder penting dalam industri kelapa sawit, menurutnya justru lebih mementingkan pengusaha kelapa sawit.
"Pungutan ini memberikan dampak buruk kepada petani kelapa sawit, khususnya harga TBS (Tandan Buah Segar)," ujar dia.
Berdasarkan data pada Desember 2019, total penerimaan dana yang dikelola BPDPKS dari pungutan ekspor produk sawit mencapai Rp 47,23 triliun dengan realisasi penyaluran senilai Rp 33,6 triliun.