Lockdown dan Pandemi Corona Dinilai Untungkan Dua Sektor Startup

Cindy Mutia Annur
20 Maret 2020, 20:15
Lockdown dan Pandemi Corona Dinilai Untungkan Dua Sektor Startup
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.
Ilustrasi, seorang tutor melakukan streaming langsung materi pembelajaran untuk media daring dari aplikasi yang bergerak di bidang edukasi Pahamify di Sadewa Raya, Kelurahan Bantarjati, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/3/2020).

Pemerintah belum memutuskan untuk mengarantina suatu wilayah (lockdown) guna menekan penyebaran virus corona. Meski begitu, lockdown dan pandemi corona dinilai menguntungkan dua sektor startup yakni pendidikan dan kesehatan

Ketua Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait menjelaskan, kedua sektor startup itu menawarkan solusi yang dibutuhkan masyarakat di tengah pandemi corona. Misalnya, warga ramai-ramai mencari informasi tentang covid-19 di platform kesehatan.

Selain itu, banyak masyarakat membeli produk kesehatan seperti masker, hand sanitizer hingga vitamin. Alhasil, transaksi dan tngkat kunjungan platform kesehatan meningkat.

Sedangkan platform pendidikan ramai digunakan karena siswa dan mahasiswa belajar dari rumah, dalam rangka menjaga jarak (social distanding). “Startup-startup itu justru menjadi solusi yang efektif (apabila lockdown dilakukan)," ujar Jefri kepada Katadata.co.id, Jumat (20/3).

Selain itu, transaksi startup teknologi finansial (fintech) urun dana (crowdfunding) yang bersifat sosial seperti KitaBisa dan BenihBaik diprediksi meningkat. (Baca: Aplikasi Kesehatan Good Doctor dan Halodoc Buat Program Atasi Corona)

Meski begitu, secara keseluruhan pandemi corona berdampak terhadap modal kerja startup. Penjualan atau transaksi di platform besutan startup menurun akibat pandemi tersebut. Penurunan diperkirakan makin dalam jika pemerintah menerapkan lockdown.

Penyebabnya, masyarakat akan menahan konsumsi primer. Dengan memperhitungkan dampaknya terhadap perekonomian, menurutnya lockdown akan berpengaruh terhadap banyak sektor startup.

Hal senada disampaikan oleh CEO Mandiri Capital Eddi Danusaputro. Transaksi menjadi berkurang, startup juga susah untuk mencari pelanggan," katanya.

Kebijakan lockdown juga dapat berdampak pada pendanaan (fund raising). Alhasil, startup yang memiliki banyak dana akan lebih irit. Sedangkan, perusahaan rintisan dengan dana yang sedikit akan kesulitan mencari investasi.

(Baca: Transaksi Aplikasi Psikologi AS Naik 2 Kali Lipat Efek Pandemi Corona)

Startup fintech pembiayaan (lending), menurutnya akan terdampak kebijakan tersebut. Sebab, pembayaran pinjaman berpotensi terhambat. “Terutama yang berhubungan dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) karena pendapatannya berkurang," ujar Eddi.

Akan tetapi, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat, pengajuan pinjaman oleh UMKM meningkat. Karena itu, mereka meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merelaksasi aturan terkait batasan pinjaman.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...