IHSG Hari ini Ditutup di Level 4.623,43, Melejit 10,2% Dalam Dua Pekan
Indeks harga saham gabungan (IHSG) menutup perdagangan akhir pekan ini, Jumat (3/4), naik 91,74 poin atau 2,02% ke level 4.623,43. Dengan kenaikan tersebut, selama dua pekan perdagangan IHSG telah melesat naik 428,48 poin atau 10,21% dari level 4.194,94.
"Penguatan (kenaikan) indeks hari ini didorong naiknya harga minyak dunia, plus rupiah menguat juga," kata Analis Indopremier Sekuritas Mino di Jakarta, sore ini, seperti dikutip Antara.
Adapun saham-saham di sektor industri dasar yang meroket 8,52% menjadi pendorong utama laju IHSG. Beberapa saham yang menopang kinerja sektor ini yaitu Barito Pacific Tbk (BRPT) yang naik 20,48%, kemudian Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) naik 19,65%, serta Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) naik 14,35%.
Namun ada tiga saham lainnya di sektor ini yang naik lebih dari 20%, yakni Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) yang meroket 26,92%, Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) 25%, dan Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE) 21,69%.
(Baca: IHSG Diprediksi Cenderung Menguat, Namun Rawan Terjadi Profit Taking)
Sepanjang hari ini indeks konsisten melaju di jalur hijau. Total ada 9,01 miliar saham yang diperdagangkan oleh investor dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,62 triliun. Ada 257 saham yang harganya naik, 142 saham turun, dan 135 saham lainnya stagnan.
Kinerja indeks dalam negeri pun menjadi yang terbaik di antara bursa saham Asia lainnya yang mayoritas terkoreksi. Seperti indeks Straits Times di bursa Singapura yang memimpin koreksi sebesar 2,6%, indeks Shanghai Composite di bursa Tiongkok turun 0,6%, dan Hang Seng di bursa Hong Kong turun 0,19%.
Sedangkan lainnya seperti indeks Nikkei di bursa Jepang naik tipis 0,01%, indeks PSEi Filipina naik 0,09%, indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,03%, serta indeks SET Thailand hanya naik 0,05%.
Kinerja bursa saham Asia yang memerah ini dipengaruhi kekhawatiran investor terkait ketidakpastian ekonomi imbas pandemi corona. Apalagi jumlah kasus positif Covid-19 secara global telah menembus angka 1 juta orang.
(Baca: Aliran Modal Asing Kembali Masuk RI, Rupiah Paling Perkasa di Asia)