600 Karyawan Amazon Positif, 6 Orang Meninggal Karena Covid-19
Hampir 600 karyawan yang bekerja di raksasa e-commerce asal Amerika Serikat (AS) Amazon positif terinfeksi virus corona (covid-19) setelah menjalani pemeriksaan. Enam orang di antaranya bahkan meninggal dunia.
"Kami memiliki setidaknya ada 600 (kasus positif covid-19). Ada enam karyawan yang telah meninggal karena covid-19," kata seorang karyawan yang bekerja di gudang Amazon, Jana Jumpp dalam acara TV '60 Minutes' dikutip dari Livemint pada Senin (11/5).
Jumpp tahu perkiraan jumlah kasus covid-19 Amazon setelah melakukan pelacakan. Dia mengumpulkan data di lokasi karyawan Amazon seluruh AS dari pesan otomatis rekan kerjanya dan robocalls Amazon hasil tes covid-19.
Jumpp memilih untuk mengambil cuti dan tinggal di rumah karena khawatir dengan kesehatannya. Dia mulai merasa tidak nyaman bekerja di bawah tekanan pandemi setelah kasus covid-19 pertama karyawan Amazon terjadi di Washington, AS.
(Baca: Kekayaan Bos Amazon & Zoom Melonjak di Tengah Pandemi Corona)
Kepala operasi Amazon Dave Clark mengatakan jumlah kasus covid-19 yang menimpa karyawan Amazon tidak terlalu penting untuk jadi ukuran. "Jumlah total kasus yang sebenarnya tidak terlalu berguna karena relatif," kata Clark.
Dia mengatakan bahwa perusahaan sudah melakukan berbagai langkah penanggulangan covid-19 pada karyawannya yang bekerja. "Saya pikir kami sudah lebih awal daripada kebanyakan pengusaha, terutama pengusaha besar di AS," kata dia dikutip dari CBS News.
Langkah Amazon dalam menanggulangi risiko terpaparnya covid-19 pada karyawan muncul setelah para para karyawan melakukan protes. Mereka menuntut adanya upaya keselamatan kerja, termasuk sanitasi yang lebih baik, pembayaran bahaya covid-19, dan cuti sakit.
Para karyawan Amazon khawatir, karena lebih dari 50 pusat gudang dan beberapa toko Whole Foods mengonfirmasi adanya kasus positif covid-19. Mereka juga meminta perusahaan membuka daftar karyawan yang terinfeksi virus corona.
(Baca: Gaji Pegawai Naik, Laba Amazon Anjlok meski Penjualan Melonjak)
Menanggapi protes tersebut, Amazon kemudian mengembangkan alat uji covid-19 sendiri untuk digunakan bagi karyawannya. CEO Amazon Jeff Bezos mengklaim, perusahaan berkomitmen melindungi karyawan dari kemungkinan terpapar virus corona, meskipun ada banyak kritikan.
Perusahaan juga mengubah sistem kerja di jaringan operasional dan Whole Foods. Amazon mengatakan, setiap karyawan yang dinyatakan positif covid-19 atau dianggap positif berhak menerima cuti dibayar selama dua pekan.
Hingga 1 Mei, perusahaan telah menawarkan cuti tanpa batas dan tidak berbayar untuk karyawannya yang mengkhawatirkan keselamatan mereka selama pandemi. Amazon juga meningkatkan upah minimum saat ini dari US$ 15 menjadi US$ 17 hingga 16 Mei.
(Baca: Imbas Corona, Beli Bahan Pokok di Amazon Harus Antre dan Dibatasi)