Potensinya Besar, Dua Siasat Alibaba Garap Bisnis Pusat Data di RI
Microsoft, Google hingga Amazon berminat merambah pasar pusat data (data center) di Indonesia. Raksasa teknologi Tiongkok, Alibaba melalui anak usahanya, Alibaba Cloud menerapkan dua strategi untuk menggaet pasar komputasi awan di Tanah Air.
Pertama, menyasar semua sektor, termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). "Kami tidak hanya fokus pada perusahaan, tetapi juga para UKM dan pengembang," ujar Country Manager Alibaba Cloud Indonesia Leon Chen saat konferensi pers secara virtual, Rabu (10/6).
Kedua, menginvestasikan sumber daya di Indonesia dan berfokus mengedukasi pasar. "Kami akan terus menginvestasikan talenta dan ekosistem kami. Perusahaan melihat potensi pasar di Indonesia besar," ujar Leon.
Alibaba Cloud telah membangun dua pusat data di Tanah Air pada 2018 dan 2019. Dengan permintaan yang terus meningkat, perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk membangun fasilitas ketiga di Indonesia.
Hanya, Leon enggan memerinci target pembangunan pusat data ketiga di Indonesia. (Baca: Menkominfo Targetkan Aturan Pusat Data Rampung dan Berlaku Bulan Maret)
Ia menyadari bahwa semakin banyak perusahaan cloud yang merambah pasar Indonesia. Akan tetapi, “semakin banyak pemain, kami dapat bekerja sama untuk mengembangkan pasar ini," ujar Leon.
Alibaba Cloud menawarkan produk dan layanan komprehensif, mulai dari elastic computing, basis data, jaringan, penyimpanan data, keamanan, middleware hingga solusi untuk mengatasi tantangan industri vertikal. Beberapa kliennya seperti Ruangguru, Kopi Kenangan, MNC, JNE, Akulaku, Investree dan Adira Finance.
(Baca: Pusat Data Google & Amazon di RI Bakal Buat Layanan Cloud Diminati)
Perusahaan berkomitmen untuk menginvestasikan US$ 28 miliar atau sekitar Rp 435 triliun untuk pengembangan layanan komputasi awan selama tiga tahun. Hal ini merespons peningkatan permintaan perangkat lunak (software) di Tiongkok yang melonjak selama pandemi corona.
Alibaba akan menghabiskan dana untuk pengembangan semikonduktor dan sistem operasi, serta membangun infrastruktur pusat data. Presiden Alibaba Cloud Intelligence Jeff Zhang berharap investasi ini bisa mendorong bisnis perusahaan.
"Kami berharap investasi tersebut akan membantu bisnis untuk segera pulih," ujar Zhang dikutip dari Reuters, pada April lalu. (Baca: Potensi Bisnis Pusat Data di RI Besar, tapi Investor Keluhkan Regulasi)
Penggunaan software memang melonjak karena sebagian besar karyawan Tiongkok bekerja dari rumah sepanjang Februari lalu. Salah satunya lonjakan layanan cloud terjadi pada DingTalk, aplikasi obrolan di tempat kerja.