PTBA Tidak Revisi Target Produksi dan Penjualan Batu Bara Tahun ini
PT Bukit Asam Tbk atau PTBA mengaku tidak akan mengubah target Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) pada tahun ini. BUMN pertambangan itu optimistis pandemi corona segera berakhir.
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin bahkan menyebut pandemi bisa berakhir pada Juli 2020. "PSBB sudah mulai dilonggarkan, banyak negara sudah menerapkan new normal," kata Arviyan dalam konferensi pers, Rabu (10/6).
Perusahaan memiliki target produksi batu bara sebesar 30,3 juta ton tahun ini atau naik 4% dari realisasi tahun lalu sebesar 29,1 juta ton. Selain itu, target angkutan pada 2020 sebesar 27,5 juta ton atau meningkat 13% dari realisasi angkutan kereta api pada 2019 sebesar 24,2 juta ton.
PTBA juga menargetkan penjualan batu bara sebanyak 29,9 juta ton yang terdiri dari penjualan domestik sebesar 21,6 juta ton dan penjualan ekspor sebesar 8,3 juta ton. Target penjualan itu meningkat 8% dari realisasi penjualan batu bara tahun lalu sebesar 24,7 juta ton.
(Baca: Masih Pandemi Corona, PTBA Justru Setor Dividen Hingga Rp 3,65 Triliun)
(Baca: Inalum Dukung PTBA Lanjutkan Proyek Gasifikasi Batu Bara)
Arviyan yakin produksi dan penjualan perusahaan bisa meningkat pada semester kedua tahun ini. Sehingga bisa menutupi gap akibat turunnya produksi dan penjualan dua bulan terakhir karena Covid-19.
Untuk mencapai target tersebut, perusahaan bakal mempertahankan pasar eksisting dan mencari pasar baru ke negara-negara yang belum pernah dijajaki, seperti Kamboja, Laos, atau Vietnam. Pasalnya, penjualan PTBA ke pasar eksisting terganggu sejak adanya pandemi virus itu.
Arviyan menyebut pandemi coorna mempengaruhi kinerja perusahaan, tapi pihaknya punya program-program untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Dia yakin industri batu bara tetap bisa tumbuh karena komoditas tersebut digunakan sebagai bahan bakar utama, baik di Indonesia maupun negara lain.
Untuk menjaga operasional tetap normal, PTBA menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, perusahaan menerapkan strategi bisnis baru untuk mengantisipasi penurunan harga dan permintaan selama krisis akibat Covid-19.
"Bisnis plan ini disiapkan agar kami tetap survive sesuai target, meski pandemi belum berakhir sampai akhir tahun," kata Arviyan.
(Baca: Imbas Pandemi Covid-19, PTBA Pertimbangkan Revisi Belanja Modal 2020)