Saham Perbankan Rontok, IHSG Melemah 2,43% di Level 4.912,74

Image title
10 Juni 2020, 12:30
Ilustrasi, pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia. Pada perdagangan sesi pertama Rabu (10/6) IHSG ditutup melemah 2,43% di level 4.912,74.
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilustrasi, pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia. Pada perdagangan sesi pertama Rabu (10/6) IHSG ditutup melemah 2,43% di level 4.912,74.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup anjlok hingga 2,43% menyentuh level 4.912,74 pada perdagangan sesi pertama Rabu (10/6). Saham-saham perbankan yang tergabung dalam sektor finansial, ditutup berguguran.

Pada perdagangan sesi pertama, sektor finansial tercatat turun hingga 3,4%, di mana harga saham emiten-emiten berkapitalisasi besar anjlok. Seperti saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang turun hingga menyentuh batas auto rejection bawah yaitu 7% menjadi Rp 4.520 per saham.

Saham bank lainnya yang rontok adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), ditutup di harga Rp 4.910 atau turun mencapai 6,92%. Lalu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga turun hingga 5,61% menjadi Rp 3.030 per saham. Begitu pula dengan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 2,07% menjadi Rp 28.425 per saham.

Sektor lain yang juga turun drastis pada sesi pertama ini adalah properti sebesar 3,26%. Saham berkapitalisasi pasar tinggi yang menjadi penyebabnya adalah PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) yang turun 5,48% menjadi Rp 6.900 per saham. Lalu, ada saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang turun hingga 3,52% menjadi Rp 438 per saham.

Ada juga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang turun sampai 4,32% menjadi Rp 775 per saham. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga bergerak turun hingga 5,56% menjadi Rp 680 per saham. Saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) juga turun 5,09% menjadi Rp 1.305 per saham.

Turunnya saham-saham di berbagai sektor tersebut, termasuk dalam 322 saham yang pada sesi pertama ini ditutup turun. Hanya ada 100 saham yang bergerak di zona hijau dan 125 saham lainnya stagnan, tidak berubah.

(Baca: Dibayangi Aksi Ambil Untung Investor, IHSG Diprediksi Melemah)

Adapun total volume saham yang diperdagangkan sejauh ini ada 6,11 miliar unit saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,81 triliun dan frekuensi sebanyak 569.027 kali. Total nilai kapitalisasi pasar seluruh emiten saat ini mencapai Rp 5.698,89 triliun.

Modal asing pada sesi pertama ini juga tercatat mengalir keluar dengan nilai jual bersih (net sell) mencapai Rp 637,16 miliar di seluruh pasar. Investor asing banyak melakukan pelepasan saham-saham domestik melalui pasar reguler yang nilainya mencapai Rp 623,73 miliar.

Di pasar reguler, inventor asing paling banyak melepas saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan net sell Rp 220,6 miliar. Saham BMRI juga menjadi yang terbesar berikutnya dengan net sell mencapai Rp 158,8 miliar.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan menilai koreksi ini didorong oleh aksi ambil untung (profit taking) investor karena sejak perdagangan 26 Mei 2020 hingga kemarin, IHSG menguat hingga 10,7%.

"Sedangkan dari dalam negeri masih minim sentimen. Investor akan fokus menanti pernyataan The Fed terkait suku bunga (Fed Fund Rate)," kata Dennies dalam risetnya.

(Baca: Bank Dunia Peringatkan Ancaman Resesi Parah, IHSG Ditutup Turun 0,7%)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...