Bursa Asia & IHSG Memerah Terseret Prospek Suram Pemulihan Ekonomi AS
Bursa saham di kawasan Asia, termasuk indeks harga saham gabungan atau IHSG, memerah dipicu data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan. IHSG pada akhir perdagangan sesi I Kamis (11/6) turun 0,51% ke level 4.895,69.
Ketua Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell menyatakan bahwa AS akan menghadapi jalan pemulihan ekonominya. Dia mewaspadai pemulihan ekonomi AS pasca pembukaan lockdown virus corona. Menurutnya arah perekonomian AS penuh ketidakpastian, dengan kondisi tingkat pengangguran yang tinggi.
“Kita akan mengetahui arah ekonomi lebih pasti setelah bisnis kembali dibuka pada beberapa bulan ke depan. Yang harus dimengerti yaitu masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan karena jutaan orang yang kehilangan pekerjaan,” ujar Powell seperti dikutip MarketWatch, Kamis (11/6).
Pandangan yang kurang optimistis Powell membuat Wall Street ditutup lebih rendah pada perdagangan Rabu (10/6), dengan indeks Dow Jones turun 1,04%, S&P 500 turun 0,53%, walaupun indeks Nasdaq berhasil naik 0,67%.
(Baca: Belum Ada Sentimen Positif, IHSG Diprediksi Kembali Melemah)
Padahal untuk mengakomodasi pemulihan ekonomi AS, The Fed telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol persen hingga 2022.
Kinerja bursa saham AS yang memerah ini menular ke bursa saham Asia. Hingga berita ini ditulis, seluruh indeks utama di kawasan Asia terkoreksi. Indeks Straits Times Singapura turun paling dalam bersama Nikkei 225 Jepang, masing-masing turun sebesar 3,05% dan 2,65%.
Sementara itu indeks Kospi Korea Selatan anjlok 1,96% diikuti indeks Hang Seng Hong Kong 1,71%, kemudian indeks Shanghai Tiongkok turun 0,62%. Di Asia Tenggara, indeks Thailand Stock Exchange turun 0,45% dan KLSE Malaysia 0,97%, sedangkan PSEi Filipina naik 0,57%.