OPEC: Permintaan Minyak Mulai Naik Meski Pandemi Corona Belum Berakhir
Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC memproyeksi permintaan minyak bakal meningkat pada semester kedua tahun ini. Meskipun, pandemi corona belum berakhir.
OPEC menyebut pada Rabu (16/6) waktu setempat bahwa permintaan minyak global secara perlahan mulai pulih setelah terpukul krisis virus corona. .Dalam laporan bulanannya, organisasi tersebut memproyeksi penurunan permintaan pada semester dua tahun ini hanya 6,4 juta barel per hari. Pasalnya, beberapa negara di Eropa dan Asia mulai melonggarkan pembatasan sosial meskipun jumlah pasien positif Covid-19 terus bertambah.
Sedangkan penurunan permintaan sepanjang enam bulan pertama 2020 telah mencapai 11,9 juta barel. Penurunan permintaan sepanjang semester pertama 2020 terjadi karena kebijakan karantina wilayah di sejumlah negara. Kebijakan tersebut termasuk pelarangan perjalanan dan kegiatan ekonomi yang bertujuan mengurangi penyebaran virus corona.
(Baca: Pasokan dari AS Melimpah, Harga Minyak Turun Lagi ke Level US$ 37)
(Baca: SKK Migas Proyeksi Harga Minyak Bisa Naik ke Level US$ 60 pada 2024)
Di sisi lain, OPEC bersama sekutunya yang dikenal dengan OPEC+ tetap berkomitmen memangkas produksi minyak hingga bulan depan. Sepanjang Mei 2020, organisasi tersebut telah memangkas produksi mulai dari 6,3 juta bph hingga 24,2 juta bph.
Dengan kondisi tersebut, OPEC yakin harga minyak akan lebih baik. "Pasar minyak secara kuat didukung pemangkasan produksi secara global, terima kasih terutama untuk perjanjian penyesuaian produksi sukarela yang bersejarah," kata OPEC dilansir dari Reuters pada Kamis (18/6).
Biarpun begitu, harga minyak dunia pada perdagangan Kamis (18/6) waktu Indonesia kembali turun. Hal itu dipicu kekhawatiran lonjakan kasus baru Covid-19 dan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang naik cukup tinggi.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 14.10 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 0,02% ke level US$ 40,7 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2020 turun 0,42% ke level US$ 37,8 per barel.
(Baca: Kasus Covid-19 Tembus 8 Juta, Harga Minyak Anjlok ke Level US$ 36,9)