Tumbuh 11%, Aset BUMN Tembus Rp 8.000 Triliun pada 2018
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan total aset 143 perusahaan BUMN telah mencapai lebih Rp 8.000 triliun hingga akhir tahun lalu. Angka ini tumbuh sekitar 11% dibanding realisasi aset BUMN pada 2017 sebesar Rp 7.210 triliun.
Selain aset, Rini juga menjelaskan pendapatan konsolidasi perusahaan pelat merah telah menembus Rp 2.000 triliun dengan laba bersih di atas Rp 200 triliun. “Ini sudah teraudit, meskipun masih ada pihak yang mempertanyakan,” kata Rini usai meresmikan tampilan baru Gedung BUMN di Jakarta, Minggu (5/5) sore.
(Baca: Kinerja Keuangan Triwulan I-2019 Bank Pelat Merah, BRI Paling Cuan)
Selain itu, kontribusi BUMN terhadap program pemerintah terlihat dari peningkatan investasi atau belanja BUMN yang meningkat sepanjang 2018 mencapai Rp487 triliun. Angka ini meningkat dibanding realisasi 2017 sebesar Rp315 triliun. Adapun investasi BUMN sebagian besar terserap untuk pembangunan infrastruktur.
Di sisi lain, kontribusi perusahaan pelat merah terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga disebut telah mencapai Rp 420 triliun, lebih tinggi dari kontribusi tahun sebelumnya Rp 354 triliun.
Dengan capaian tersebut, Rini mengklaim BUMN mampu membantu masyarakat di Indonesia lewat berbagai bidang berupa penyedian pangan murah, solar murah, serta padat karya tunai.
Capaian tersebut menurutnya cukup membanggakan setelah terbentuk selama 21 tahun. “BUMN kontribusinya besar: pajak, deviden, maupun PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Karena aset semakin besar,” ujar Rini.
(Baca: Super Holding BUMN Mengikuti Jejak Temasek dan Khazanah)
Sejalan dengan membaiknya kinerja BUMN, pihaknya juga baru saja melakukan pembaruan fisik dan gedung BUMN yang diharapkan bisa menjadi representasi perusahan pelat merah.
Selain itu, pihaknya juga akan membangun BUMN Center di atas tanah seluas 171 ribu meter persegi dengan memanfaatkan lahan Garuda Indonesia, Telkom, serta Danareksa yang ada di sekitar area gedung. Pembangunan BUMN Center bertujuan untuk memudahkan koordinasi antarperusahaan pelat merah.
Rini juga berencana mengoptimalisasikan Gedung Sinergi 8 yang terletak di belakang Gedung BUMN untuk co-working space serta sarana olahraga.
(Baca: Sebelum Masuk Holding BUMN Tambang, Krakatau Harus Selesaikan Utangnya)
Adapun pembiayaan renovasi Gedung BUMN, menurutnya berlangsung tanpa menggunakan APBN, melainkan melalui skema inovasi pendanaan melalui perusahaan BUMN.
Sejumlah Direktur Utama dan Komisaris berbagai perusahaan BUMN turut hadir dalam acara peresmian gedung sore tadu. Selain itu, hadir pula Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng dan Mustafa Abubakar.