Ledakan Bom di Mapolrestabes Surabaya Akibatkan 10 Korban Luka
Satu sepeda motor yang terlihat dibawa seorang pria dengan memboncengi seorang perempuan dan anak berbelok ke arah beberapa orang polisi yang sedang berjaga di sekitar pintu gerbang. Sesaat kemudian, bom meledak.
(Baca juga: Serangan Teror di Mapolrestabes Surabaya Gunakan Sepeda Motor)
Dalam waktu dua hari, serangan teror berturut-turut menyerang Surabaya, Jawa Timur. Minggu kemarin (13/5), tiga gereja mendapat serangan bom bunuh diri yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.
Serangan di tiga gereja ini menyebabkan 12 warga sipil tewas dan 41 orang luka-luka. Pelaku bom melibatkan satu keluarga terdiri dari bapak, ibu dan empat anak tewas di lokasi ledakan. Keluarga ini diduga merupakan sel jaringan ISIS di Indonesia.
Setelah serangan di tiga gereja, sebuah ledakan terjadi di Rusunawa Wonocolo yang berada di belakang Polsek Taman, Sidoarjo, Jawa Timur. Ledakan bom di Sidoarjo ini pun melibatkan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ketiga pelaku tewas dalam kecelakaan membuat bom bunuh diri di tempat tinggalnya, tanpa korban dari pihak lain.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan serangan di tiga gereja terkait jaringan Negara Islam Irak dan Syam (NIIS atau ISIS) di Indonesia.
Tito memaparkan motif serangan ini terkait dengan kondisi ISIS yang tengah tertekan dan dalam keadaan terpojok. Dalam keadaan tertekan, ISIS memerintahkan jaringannya menyerang di seluruh dunia termasuk di Indonesia.