Ekowisata Berbasis Masyarakat, Daya Tarik Pariwisata Adat

Image title
Oleh Melati Kristina Andriarsi - Tim Riset dan Publikasi
9 Maret 2021, 18:25
Pemandangan desa wisata Waturaka
Sumber: Mongabay
Pemandangan desa wisata Waturaka

Pengembangan Pariwisata Adat di Tengah Covid-19

Sama seperti di Waturaka, Kasepuhan Ciptagelar juga mengadopsi ekowisata berbasis masyarakat. Kampung yang terletak di perbukitan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Jawa Barat tersebut memiliki dua daerah teritorial yaitu di Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak, Banten.   

Wisatawan dapat berbaur dan merasakan keramahan komunitas adat Kasepuhan Ciptagelar. Pengunjung dapat menginap di rumah warga, menikmati indahnya hamparan sawah dan aliran sungai, serta melihat susunan rumah panggung khas masyarakat adat Ciptagelar.

Wisatawan juga dihibur dengan berbagai kesenian adat di delapan panggung yang berbeda. Adapun kesenian tersebut mencakup golek dan perkusi bambu dogdog lonjor, jipeng, topeng, hingga jaipong dangdut.

Namun demikian, sektor pariwisata di Ciptagelar kini harus berhenti beroperasi sementara sejak adanya Covid-19. Hal ini dilakukan guna mencegah penularan Covid-19 di lingkungan wilayah adat Ciptagelar.

Kasepuhan Ciptagelar sudah menerapkan lockdown sejak akhir Februari 2020. Para wisatawan tidak boleh masuk. “Dikhawatirkan terjadi paparan dari luar, karena kami tidak kemana-mana,” ujar Perwakilan Ciptagelar, Yoyo Yogasmana dilansir dari ayobandung.

Imbauan bagi wisatawan untuk menerapkan protokol kesehatan di kawasan pariwisata
Imbauan bagi wisatawan untuk menerapkan protokol kesehatan di kawasan pariwisata (Sumber: Mongabay)

Imbauan bagi wisatawan untuk menerapkan protokol kesehatan di kawasan pariwisata  (Sumber: Mongabay)

“Kami mensosialisasikan kepada masyarakat adat mengenai standar protokol kesehatan dan menyiapkan masker maupun tempat cuci tangan sebagai persiapan aktivitas pariwisata pasca Covid-19,” ujar Ronny.

PT Wisata Adat Nusantara Kita banyak berperan dalam mengembangkan pariwisata di berbagai wilayah adat Tanah Air. Selain membantu pemasaran desa wisata adat, organisasi di bawah Koperasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Mandiri ini juga berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat adat guna meningkatkan standar fasilitas serta pelayanan pariwisata.

Menurut Ronny, pariwisata adat berdampak positif tak hanya bagi perekonomian, juga lingkungan bahkan pelestarian budaya masyarakat adat, sehingga harus terus dikembangkan. “Pariwisata mendorong generasi muda untuk melestarikan budayanya dengan menggali kembali kesenian yang sempat ditinggalkan untuk ditampilkan ke pengunjung. Ini juga mendorong mereka untuk terus menjaga alam tetap lestari agar menarik para wisatawan untuk datang,” kata Ronny.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...