Mengulik Legenda Unik di Balik Kawasan Wisata Danau Maninjau

Tifani
Oleh Tifani
15 September 2022, 16:28
wisata Danau Maninjau
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Ilustrasi, foto udara objek wisata Linggai Park yang baru selesai dibangun, di tepi Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (7/2/2020).

Hubungan berlangsung baik hingga pada perayaan panen raya, Kukuban dan Giran berhadapan dalam sebuah pertunjukan adu ketangkasan dalam bersilat. Giran yang menangkis serangan membuat kaki Kukuban patah, sehingga si sulung merasa dipermalukan.

Sejak itu Kukuban menyimpan dendam, hingga pada suatu hari Datuk Limbatang datang untuk menyampaikan niat Giran meminang Siti Rasani. Kukuban menolak dengan tegas maksud baik itu karena masih merasa dendam pada Giran.

Hal itu membuat Siti Rasani dan Giran sedih, dan memutuskan untuk berdiskusi di pinggir sungai untuk mencari jalan keluar agar mereka bisa menikah. Sayangnya setelah berdiskusi panjang mereka tidak juga bisa menemukan jalan keluar dan pada akhirnya Siti Rasani memutuskan untuk pulang.

Baru akan beranjak, sebuah tanaman berduri merobek sarung yang ia kenakan, pahanya pun terluka. Sontak Giran segera mencari tanaman obat untuk mengobati kaki kekasihnya. Tiba-tiba Bujang Sembilan datang bersama warga dan dengan penuh amarah menuduh mereka melakukan hal yang tidak pantas.

Sidang adat pun dilakukan untuk menentukan nasib dua sejoli tersebut, namun Bujang Sembilan terus memojokkan keduanya. Pembelaan Siti Rasani maupun Giran tidak didengar dan hukuman pun akhirnya dijatuhkan dengn alasan supaya kampung mereka terhindar dari malapetaka.

Keduanya lantas dibawa ke kawah Gunung Tinjau, hukuman yang telah diputuskan adalah Siti Rasani dan Giran harus dibuang ke dalam kawah. Sebelum dibuang, Giran berdoa meminta keadilan kepada Tuhan. Ia meminta agar Gunung Tinjau Meletus dan Bujang Sembilan mendapat kutukan.

Benar saja, setelah keduanya dibuang ke dalam kawah, gunung itu pun meletus dan mengeluarkan lahar yang membinasakan semua orang tanpa ada yang bisa selamat. Bekas letusannya kemudian menjadi sebuah cekungan yang terisi air dan menjadi sebuah danau yang indah.

Sementara Bujang Sembilan mendapat kutukan, mereka pun berubah menjadi ikan dan hidup di danau yang kini dikenal sebagai Danau Maninjau.

Danau Maninjau ini juga menjadi sumber air bagi sungai di sekitarnya, yaitu Sungai Batang Sri Antokan. Di sekitaran danau ini terdapat bukit yang cukup tinggi, yaitu Puncak Lawang. Wisata Puncak Lawang pun juga tak kalah menarik dengan Danau Maninjau.

Daya tarik dari Danau Maninjau terletak pada keindahan pemandangan alamnya yang bisa dilihat dari kejauhan. Bagi para pecinta fotografi, keindahan Danau Maninjau dapat dijadikan sebagai spot foto yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Sumatera Barat.

Spot terbaik untuk melihat dan memandangi Danau Maninjau terdapat di tengah kawasan yang disebut dengan kelok 44, yaitu sekitar kelok 23 hingga kelok 30. Di area inilah pemandangan bentangan Danau Maninjau yang dihiasi hamparan sawah yang subur terlihat sangat indah.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...