Antam Siapkan Studi Kelayakan Pembangunan Smelter Nikel di Papua
Kedua, mempunyai teknologi atau berpengalaman dalam mengoperasikan smelter. Ketiga, memiliki kemampuan dan kapasitas dalam hal pembiayaan. Keempat, Antam harus tetap memiliki saham mayoritas pada smelter tersebut. "Ada beberapa terms ini, pihak-pihak itu tidak bisa terima, atau tidak memenuhi persyaratan," kata Arie, awal Februari lalu.
Rencananya, smelter tersebut akan memiliki kapasitas 40 ribu ton nikel per tahun. Pembangunan smelter ini seiring dengan produksi nikel di Pulau Gag yang akan terus bertambah. Tahun ini ditargetkan produksi nikel bisa mencapai 1,8 juta ton. Produksinya akan terus ditingkatkan hingga 3 juta ton pada 2020.
(Baca: Antam Buka Peluang Caplok 26% Saham Nusa Halmahera Minerals)
Komoditas nikel yang diproduksi di wilayah tambang Pulau Gag tersebut memiliki kadar karbon yang berkualitas. Nikel merupakan bahan baku yang bisa dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan batrei lithium.
Gag Nikel yang 100% sahamnya dipegang Antam itu termasuk salah satu perusahaan yang diperbolehkan melakukan aktivitas pertambangan dengan sistem tambang terbuka di dalam kawasan hutan lindung. Ini mengacu Surat Keputusan Presiden No. 41 Tahun 2004.
Perusahaan ini merupakan salah satu pemegang Kontrak Karya (KK) generasi VII yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 19 Februari tahun 1998 dengan nomor B.53/Pres/I/1998 Tahun 1998. Adapun luas konsesi tambangnya 13.136 hektare.