Lima Proyek Beroperasi Tahun Ini, Produksi Migas Bisa Bertambah
Hingga akhir tahun ini ada lima proyek minyak dan gas bumi (migas) yang beroperasi. Beroperasinya lima proyek tersebut diharapkan bisa meningkatkan produksi migas secara nasional.
Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), proyek yang akan beroperasi dalam waktu dekat adalah Optimalisasi Fasilitas Produksi Lica yang digarap PT Medco E&P Indonesia. Proyek ini ditargetkan beroperasi pertama kali Oktober 2018.
Kapasitas produksi dari proyek Lica adalah 4.000 barel per hari (bph) dengan perkiraan produksi puncaknya sekitar 3.700 bph. Nilai kontrak rekayasa, pengadaan dan konstruksi (Engineering Procurement Construction/EPC) US$ 8,5 juta.
Proyek kedua yang akan beroperasi adalah SP yang dibangun PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Proyek ini ditargetkan beroperasi pada Oktober 2018. Adapun nilai kontrak EPC proyek ini mencapai US$ 50,7 juta. Kapasitas produksi sebesar 30 mmscfd dengan target puncak produksi sesuai kapasitas yang dibangun.
Ketiga, proyek fasilitas produksi Ario Dama-Sriwijaya Phase 2 dengan kapasitas produksi 20 mmscfd. SKK Migas mengestimasi puncak produksi proyek ini sebesar 20 mmscfd, sesuai dengan kapasitas produksinya. Proyek ini dibangun PT Tropik Energi Pandan, dengan target operasi di Desember 2018. Kontrak EPC-nya bernilai US$ 9,8 juta.
Keempat, proyek pengaliran gas Temelat ke Gunung Kembang Stasiun yang dibangun PT Medco E&P Indonesia. Proyek ini memiliki kapasitas produksi 13 mmscfd dengan puncak produksi dari proyek ini sekitar 10 mmscfd. Proyek yang ditargetkan beroperasi Desember 2018 ini memiliki nilai kontrak EPC sebesar US$ 11,8 juta.
Kelima, pembangunan pipa angkut bawah laut (subsea pipeline gas lift) BW di Lapangan Poleng. Proyek ini dibangun PT Pertamina EP dengan kapasitas produksi 700 mmscfd. Puncak produksinya sesuai kapasitas produksi proyek tersebut dan target beroperasi Desember 2018. Nilai kontrak EPC proyek ini mencapai US$ 16,1 juta.
Adapun, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan produksi minyak secara nasional hingga Mei hanya 778.287 barel per hari (bph). Padahal target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 adalah 800.000 bph.
(Baca: Hingga Mei, Enam Kontraktor Besar Gagal Capai Target Produksi Minyak)
Kendala utama belum tercapainya target produksi minyak bumi yakni masalah teknis di lapangan. Salah satunya Blok Offshore North West Java (ONWJ). "Blok ONWJ itu masih di bawah, karena ada beberapa isu terkait dengan fasilitas produksi," kata Wisnu di Jakarta, Rabu (6/6).