Harga Minyak Indonesia April Naik Gara-Gara Trump Serang Suriah
Tim Harga Minyak Indonesia mencatat, rata-rata harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada April lalu sebesar US$ 49,56 per barel. Harganya meningkat 1,74 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 48,71 per barel.
Peningkatan ICP sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia. Sementara salah satu penyebab kenaikan harga minyak dunia adalah meningkatnya risiko geopolitik antara Amerika Serikat dan Suriah setelah Presiden Donald Trump memerintahkan serangan rudal ke Suriah pada bulan lalu. Ini merupakan serangan pertama AS ke pemerintahan Presiden Bashar Assad.
(Baca: Tren Kenaikan ICP Terhenti, Minyak Indonesia Maret Turun 7 Persen)
Harga minyak jenis Brent (ICE) naik dari US$ 52,54 per barel menjadi US$ 53,82 per barel pada April lalu. Adapun, minyak jenis WTI (Nymex) naik dari US$ 49,67 per barel menjadi US$ 51,12 per barel. Sementara itu, minyak jenis Basket OPEC naik dari US$ 50,32 per barel menjadi US$ 51,47 per barel.
"Perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada April 2017 dibandingkan Maret 2017 mengalami peningkatan," dikutip berdasarkan situs Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (3/5).
Selain meningkatnya risiko geopolitik, penyebab lain kenaikan harga minyak dunia di pasar internasional adalah menurunnya produksi negara OPEC dan non-OPEC. Berdasarkan publikasi International Energy Agency (IEA) pada April 2017, terdapat penurunan produksi minyak dunia oleh negara-negara OPEC dan non-OPEC sebesar 755 ribu barel per hari (bph) pada Maret lalu menjadi 95,98 juta bph.
(Baca: Asumsi Berubah, Ekonom Sarankan Harga BBM Naik Pasca Lebaran)
Energy Information Administration (EIA) juga mempublikasikan adanya penurunan stok minyak mentah komersial dan distillates Amerika Serikat pada akhir bulan lalu, tepatnya pada 21 April 2017 lebih rendah dibandingkan akhir Maret 2017. Tercatat stok minyak mentah komersial AS turun 6,8 juta barel menjadi 528,7 juta barel, sementara stok distillates AS turun 1,5 juta barel menjadi 158,2 juta barel.
Di sisi lain, OPEC merevisi permintaan minyak dunia tahun ini menjadi 96,32 juta barel per hari. Prediksi itu meningkat sebesar 1,27 juta barel per hari dibandingkan tahun 2016.
Sementara itu untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi antara lain oleh beberapa faktor. Salah satunya, meningkatnya hasil produksi 36 kilang di Tiongkok sebesar 4 persen menjadi 6,27 juta (bph) dibandingkan pada akhir Maret 2017.
(Baca: ICP Diusulkan Naik, Kementerian ESDM Belum Tentukan Harga BBM)
Pasokan minyak mentah dari kawasan Asia Pasifik juga menurun 5,34 persen menjadi 0,40 juta barel per hari tahun ini. Faktor lainnya adalah penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang. Berdasarkan data OPEC April 2017, pertumbuhan ekonomi negeri sakura ini hanya 1,2 persen tahun ini atau lebih rendah 0,1 persen dari prediksi awal.