Kisruh Listrik 35 GW, Rizal Kembali "Kepret" JK dan Sudirman

Anggita Rezki Amelia
31 Mei 2016, 18:01
No image
Menko Kemaritiman Rizal Ramli

Menurut Rizal ada beberapa faktor yang mendasari penilaiannya tersebut. Pertama, proyek 35 GW ini sulit direalisasikan dalam kurun lima tahun ke depan. Berdasarkan hitungannya, maksimal pembangkit yang dapat dibangun dalam kurun lima tahun hanya sebesar 17-18 GW alias separuh dari rencana pemerintah. Kalau jumlah tersebut tercapai, hal tersebut sudah merupakan prestasi luar biasa. Rizal mengacu kepada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dalam 10 tahun hanya mampu membangun pembangkit listrik 10,2 GW.

(Baca: Sudirman-Rizal Beda Pendapat Soal Proyek Listrik 35.000 MW)

Kedua, kalaupun proyek listrik 35 GW itu dapat terealisasi dalam lima tahun maka PLN harus membayar pasokan listrik tersebut meskipun kemungkinan ada yang tak teserap. Rizal pun menghitung, PLN harus membayar US$ 10,7 miliar per tahun atas listrik yang tak terpakai kepada perusahaan pembangkit listrik swasta. Hal ini tentu akan menyulitkan keuangan PLN. Apalagi, surat utang yang dipegang PLN sudah banyak.

Ketiga, megaproyek ini sulit tercapai karena pemenang tender kebanyakan tidak punya pengalaman di bidang pembangkit listrik. “Ada satu kelompok yang punya sampai 12 izin, ada yang sedang mengerjakan, ada yang menunggu saja jadi broker buat main-main,” ujar dia. (Baca: Membahayakan PLN, Rizal Ramli Revisi Megaproyek Listrik Jadi 16 GW

Untuk itu, PLN perlu hati-hati menunjuk perusahaan swasta atau mitra, terlebih lagi dengan perusahaan asal Cina. Mengingat Indonesia sudah punya pengalaman bekerjasama dengan Cina pada periode sebelumnya. Dari 10,2 GW yang dibangun, pembangkit buatan Cina banyak mengalami masalah. Rizal pun mengusulkan lebih baik bekerjasama dengan investor asal Jerman, Swiss atau Austria.

(Baca: BPK Usul Bentuk Satgas Khusus Proyek Listrik 35 Gigawatt)

Sebelumnya, Kementerian ESDM pun mencatat, pembangunan proyek pembangkit listrik 35 GW berjalan lambat. Hingga bulan lalu, hanya ada 0,6 persen pembangkit 35 GW yang sudah beroperasi. Sisanya masih dalam tahap perencanaan, pengadaan, dan konstruksi.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan, lambatnya proyek tersebut membuat banyak investor yang mempertanyakan target penyelesaian proyek listrik 35 GW. Karena itu, Kementerian ESDM berencana mengambil alih proses lelang proyek listrik 35 GW dari PLN.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...