Premier Oil Tunda Rencana Pengeboran Blok Tuna Akibat Pandemi Corona
Permier Oil terpaksa menunda sementara rencana pengeboran sumur eksplorasi di Blok Tuna. Keputusan tersebut diambil karena harga minyak anjlok selama pandemi corona.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mengatakan Premier awalnya berencana mengebor dua sumur eksplorasi di Blok Tuna pada tahun ini. "Melihat hasil monitoring, kelihatannya akan tertunda, sudah dikalkulasi ulang," ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada katadata.co.id, Jumat (29/5).
Meski demikian, Julius berharap perusahaan asal Inggris itu tetap melanjutkan kembali pengeboran di perairan Natuna setelah harga minyak naik. Pihaknya pun terus berkomunikasi dengan Premier Oil terkait rencana pengeboran ke depannya.
(Baca: Buru Giant Discovery, Eksplorasi Migas Perairan Natuna Perlu Digenjot )
(Baca: SKK Migas Evaluasi Temuan Cadangan Gas di Perairan Natuna)
Di sisi lain, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan bahwa potensi cadangan gas di perairan Natuna cukup besar. Apalagi setelah diumumkannya temuan tambahan cadangan gas di Lapangan Mako oleh Conrad Petroleum.
"Harusnya iya, menarik. Kan ada juga WK Tuna yang mau mengebor tapi terlanjur Covid-19 dan harga minyak jatuh," ujar Fatar.
Adapun, Blok Tuna memiliki dua lapangan migas yakni Singa Laut dan Kuda Laut. Sebelum komposisi hak partisipasi berubah, Premier Oil mendapatkan hak kelola sebesar 65% dari pemerintah pada Maret 2017. Sisanya dipegang oleh Mitsui sebesar 25% dan GS Energy sebanyak 15%
Di sisi lain, Premier Oil juga telah menandatangani MoU penjualan gas Blok Tuna kepada perusahaan migas asal Vietnam yaitu Petrovietnam. Penandatanganan MoU dilakukan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) 2017 di Da Nang, Vietnam.
Selain mengembangkan Blok Tuna, Premiere Oil mengelola Blok Andaman II dan Natuna Sea Block A. Rencananya, Premier Oil bakal mengebor sumur Blok Andaman II pada 2021 mendatang.