PLN Jual Listrik ke Blok Rokan Lebih Murah, Pertamina Hemat Rp 235 M
PLN menjamin harga jual listrik dan uap untuk kegiatan operasi Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Blok Rokan akan jauh lebih murah dibandingkan harga jual di masa pengelolaan Chevron Pacific Indonesia (CPI).
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Syahril mengatakan PHR selaku pengelola Blok Rokan saat ini berpotensi menghemat biaya listrik dan uap hingga Rp 235 miliar per tahun.
Perusahaan setrum pelat merah ini telah mengakuisisi saham PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN) dari Chevron Standard Limited (CSL). MCTN merupakan operator dari PLTG North Duri Cogen (NDC) dengan kapasitas 300 MW yang selama ini menyuplai pasokan listrik dan uap untuk operasional Blok Rokan.
"Jauh lebih murah dibandingkan dulu yang ditawarkan MCTN ke CPI. Itu bisa menghemat 30%, bahkan kalkulasi kami Rp 235 miliar per tahun untuk penghematan pengelolaan uang," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (13/8).
Setelah berhasil mengambil alih pembangkit listrik milik Chevron melalui MCTN, PLN juga berencana untuk mengakuisisi pembangkit lainnya di Blok Rokan. Sebagai informasi, selain PLTG NDC, masih ada pembangkit lainnya seperti PLTG Minas dan Central Duri dengan kapasitas 130 MW. Pembangkit tersebut saat ini dikelola oleh PHR.
"Kami berencana kalau selesai ini bagaimana mengelola yang dikelola PHR ini. Selama ini kan PHR mengelola hulu dia bisa konsentrasi di situ. Listriknya PLN yang akan layani," ujarnya.
Untuk diketahui, PHR berhasil mengakuisisi saham MTCN dari Chevron Standard Limited senilai US$ 45 juta (Rp 646 miliar). Nilai akuisisi ini tentu jauh lebih rendah dari harga yang ditawarkan CSL sebelumnya yang mencapai US$ 300 juta. "Akuisisi MCTN US$ 45 juta," kata Bob.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini sebelumnya mengatakan bahwa dalam melayani kebutuhan listrik dan uap Blok Rokan akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu masa transisi dan masa permanen.
Pada masa transisi, PLN memanfaatkan pembangkit listrik eksisting milik MCTN, PLTG North Duri yang akan didukung didukung PLTG Minas dan Central Duri selama 3 tahun.
"Jangka pendek kami gunakan listrik dari pembangkit yang selama ini sudah pasok listrik ke Rokan. Dalam tiga tahun itu kami akan menyiapkan jaringan listrik untuk menghubungkan WK Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatera," ujar Zulkifli.
Pada tahap kedua, masa layanan permanen akan mengandalkan pembangkit dan jaringan PLN yang dimulai pada 2024. PLN akan melakukan interkoneksi sistem Blok Rokan dengan sistem kelistrikan Sumatera, dengan kapasitas 400 MW.
"PLN juga akan mengambil dari Sistem Sumatera yang sudah cukup besar kesediaan dayanya dan sistemnya, baik di suplai dari sistem dari Selatan maupun Utara melalui sistem 275 KV dan akan menjadi 500 KV," ujarnya.