Efek Harga Minyak, Penerimaan Hulu Migas September 131% dari Target
SKK Migas mengungkapkan penerimaan negara dari hulu migas hingga September 2021 telah mencapai US$ 9,53 miliar. Capaian ini 131% dari target penerimaan negara untuk tahun ini sebesar US$ 7,28 miliar.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan capaian penerimaan negara dari hulu migas hingga September cukup memuaskan. Pasalnya, realisasinya telah melampaui target yang sudah ditetapkan pada tahun ini sebesar US$ 7,28 miliar.
"Dampak dari harga minyak dan efisiensi dilakukan. Target US$ 7,28 miliar sudah capai US$ 9,53 miliar atau 131% dari target 1 tahun," kata Dwi dalam Konferensi Pers SKK Migas - Kinerja Hulu Migas Kuartal III 2021, Selasa (19/10).
Dwi mengatakan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) dan jenis brent pada Mei 2020 sempat mengalami keterpurukan. Namun pada Juli-Agustus hingga September ini mulai terjadi lonjakan harga minyak secara signifikan.
"Harga gas dunia akhir-akhir ini peningkatan yang cukup tajam. Ini dampak gas sebagai energi transisi. LNG masih meningkat pada kuartal pertama tahun ini," katanya.
Seperti diketahui, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) pada September 2021 naik US$ 4,40 menjadi US$ 72,20 per barel, dari posisi Agustus di US$ 67,80. Kenaikan juga terjadi pada minyak jenis Sumatera light crude (SLC) sebesar US$ 4,26 menjadi sebesar US$ 72,25. Simak databoks berikut:
Adapun kenaikan ini berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 192.K/HK.02/MEM.M/2021 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan September 2021 yang diteken Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 4 Oktober 2021.
"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan September 2021 ditetapkan sebesar US$ 72,20 per barel," demikian dikutip dari Kepmen tersebut, Rabu (6/10).
Berdasarkan kesimpulan Tim Harga Minyak Indonesia, beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional, diantaranya turunnya pasokan minyak hingga 30 juta barel imbas berhentinya produksi di kawasan Teluk Meksiko AS akibat badai Ida dan badai Nicholas
Kemudian terganggunya pasokan minyak mentah dari Libya akibat adanya unjuk rasa yang menutup terminal ekspor minyak, serta proyeksi penurunan pasokan minyak tahun ini dari negara non-OPEC sebesar 0,15 juta barel per hari menjadi 63,85 juta barel per hari.
OPEC menurunkan proyeksi pasokan minyak mentah 2021 dari negara non-OPEC melalui publikasi September 2021, dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.
Selain itu menurut laporan International Energy Agency (IEA) edisi September 2021, telah terjadi penurunan pasokan minyak dunia pada Agustus 2021 sebesar 540 ribu barel per hari menjadi 96,1 juta barel per hari.
Penyebab lainnya, OPEC melaporkan proyeksi permintaan minyak mentah dunia tahun ini naik 0,11 juta barel per hari menjadi 96,68 juta barel, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.