Dipicu Krisis Energi, Harga Minyak Bisa Kembali Tembus US$ 100/barel

Happy Fajrian
11 Oktober 2021, 18:37
harga minyak, krisis energi,
Dok. Chevron
Ilustrasi kilang minyak.

Harga minyak mentah dunia diperkirakan kembali menembus US$ 100 per barel tahun ini, dipicu krisis energi yang sedang melanda berbagai negara. Hal ini seiring tingginya harga batu bara dan gas yang dapat memicu peningkatan permintaan minyak mentah.

Krisis energi tengah melanda sejumlah negara di dunia. Inggris dan Uni Eropa mengalami kelangkaan gas alam yang membuat harganya melambung hingga 400% sepanjang tahun ini. Amerika Serikat (AS) juga dilaporkan mengalami kelangkaan gas sehingga kembali beralih ke batu bara.

Sementara itu batu bara langka di India dan Cina yang memaksa dua negara itu melakukan penjatahan listrik. Pasokan yang ketat di tengah permintaan yang tinggi ini juga mendongkrak harga batu bara hingga menyentuh US$ 262 per ton.

Sedangkan Libanon kehabisan bahan bakar minyak untuk dua pembangkit listrik terbesarnya. Ini menyebabkan dua pembangkit tersebut setop beroperasi dan memicu pemadaman listrik massal.

Para ahli memperkirakan, jika disetarakan dengan minyak, harga gas saat ini setara US$ 200 per barel minyak. Padahal harga minyak juga terus naik. Seperti harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) menyentuh level US$ 80 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 pada Jumat (8/10).

Sedangkan minyak mentah jenis Brent saat ini diperdagangkan di level US$ 82 per barel. Simak perkembangan harga minyak mentah dunia pada databoks berikut:

Kepala analis komoditas SEB, Bjarne Schieldrop memperkirakan permintaan minyak meningkat hingga 500 ribu barel per hari (bph), dari level saat ini sekitar 92 juta bph karena produsen listrik beralih dari gas ke minyak untuk menutup kekurangan demi menjaga baseload pembangkit listriknya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...