Momentum Penerapan Subsidi Tertutup dari Kenaikan Harga LPG Nonsubsidi

Image title
27 Desember 2021, 18:48
lpg, subsidi, harga lpg nonsubsidi, subsidi energi
ANTARA FOTO/Yusran Uccang/rwa.

Penyesuaian harga jual untuk liquefied petroleum gas (elpiji/LPG) nonsubsidi dinilai menjadi momentum bagi pemerintah untuk mulai menjalankan rencana perubahan skema subsidi tertutup.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov menilai commodity supercycle yang terjadi saat ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk melakukan transformasi subsidi di sektor energi. Sebab penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi selama ini masih dilakukan secara terbuka.

"Siapapun dapat menikmati LPG ini, dan ini terbukti dari data Susenas bahwa sekitar 60% lebih LPG (3 Kg) dinikmati oleh kelompok masyarkat mampu," kata Abra kepada Katadata.co.id, Senin (27/12).

Artinya, selama kebijakan dan mekanisme subsidi dilakukan dengan cara saat ini, maka selamanya tidak akan tepat sasaran. Oleh karena itu, dengan adanya kenaikan harga LPG nonsubsidi dia mendorong agar pemerintah dapat segera menerapkan skema subsidi secara tertutup untuk menghindari adanya perpindahan ke penggunaan LPG 3 Kg.

Selain itu, dengan adanya kenaikan tersebut dia juga berharap agar pendistribusian dan kuota LPG bersubsidi di setiap wilayah dapat dipenuhi secara merata. Hal ini untuk menghindari adanya kekurangan pasokan alokasi LPG 3 Kg untuk masyarakat tidak mampu.

"Ini yang harus dijaga adalah bagaimana pemrintah memastikan demand di masing-masing wilayah terpenuhi. Momentumnya pemerintah harus mengimplementasikan mekanisme (subsidi) LPG secara tertutup," katanya.

Dengan begitu, nilai subsidi bisa ditekan. Di satu sisi, pemberian subsidi akan jauh tepat sasaran. Pemberian subsidi secara tertutup juga harus dilakukan paralel dengan pemberian subsidi lain seperti pemberian subsidi sembako dan subsidi listrik.

Sebelumnya, Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan penyesuaian harga LPG non subsidi merespon tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang 2021.

Pada November 2021 angkanya telah mencapai US$ 847 per metrik ton, harga tertinggi sejak 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021. Penyesuaian harga LPG nonsubsidi terakhir dilakukan pada 2017. Sedangkan harga CPA November 2021 tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu.

Adapun besaran penyesuaian harga LPG nonsubsidi berkisar antara Rp 1.600-2.600 per kg. "Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar daerah," kata dia.

Selain itu, Irto juga mengklaim bahwa harga LPG Pertamina masih kompetitif dibandingkan dengan negara lainnya, yakni sekitar Rp 11.500/Kg per 3 November. Di Vietnam misalnya, harganya telah sekitar Rp 23.000/Kg, Filipina sekitar Rp 26.000/Kg, dan Singapura sekitar Rp 31.000/Kg.

"Untuk Malaysia dan Thailand harga LPG relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing," katanya.

Namun yang pasti, Pertamina menurut dia akan memastikan stok dan distribusi LPG berjalan dengan maksimal. Pihaknya juga akan melanjutkan edukasi penggunaan LPG yang tepat sasaran.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...