Krisis Rusia-Ukraina Memanas, ESDM Jamin Impor Minyak RI Tak Terganggu
Kementerian ESDM memastikan ketegangan yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina tak akan berdampak langsung pada pasokan minyak mentah impor untuk Indonesia. Pasalnya, selama ini pemasok utama minyak mentah RI berasal dari Timur Tengah yakni Arab Saudi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menjelaskan ekspor minyak mentah Rusia mayoritas untuk tujuan pasar Eropa.
Meski demikian, pemerintah masih akan tetap mencermati perkembangan atas memanasnya hubungan antar kedua negara tersebut.
"Kalau Rusia tidak langsung berdampak karena tidak berhubungan dengan kita, crude maupun produknya. Ini bisa berdampak kalau sampai ke timur tengah. Ini yang perlu dicermati," kata Tutuka dalam Energy Corner, Senin (21/2).
Tutuka juga menyebut bahwa ketahanan stok nasional untuk seluruh produk bahan bakar minyak rata-rata mendekati target 21 hari sehingga dipastikan dalam kondisi aman.
Di samping itu, Pertamina juga memiliki fleksibilitas dalam mengimpor minyak mentah maupun BBM dari banyak negara.
Kondisi tersebut untuk mengantisipasi kondisi perkembangan dunia yang terjadi saat ini dapat lebih baik lagi.
"Kemudian kita membuat mitigasi secara intensif jika ada peningkatan kebutuhan. Kita pernah belajar dari peningkatan yang signifikan setelah Covid kemarin," kata Tutuka.
Terkait perkembangan krisis Rusia- Ukraina, BBC melaporkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden "prinsipnya" sepakat untuk menggelar pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas krisis Rusia-Ukraina.
Namun, Gedung Putih mengatakan Biden sepakat berdiskusi hanya jika Rusia tidak menginvasi Ukraina.
Sebelumnya, Joe Biden meyakini bahwa Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina dalam beberapa minggu ke depan.
“Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pasukan Rusia sedang merencanakan dan berniat untuk menyerang Ukraina. Pasukan Rusia saat ini telah mengepung Ukraina, dengan target serangan ke ibu kota Kyiv,” kata Biden di Gedung Putih, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (19/2).
Biden menegaskan bahwa Amerika dan sekutunya siap untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO dari ancaman apapun terhadap keamanan kolektif.
“Jika Rusia menjalankan rencananya, mereka akan bertanggung jawab atas bencana perang ini,” ujarnya.
Ketegangan atas penempatan pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina selama beberapa bulan terakhir telah memicu kekhawatiran akan potensi invasi Rusia ke Ukraina.
Meski demikian, Kremlin, sebutan pemerintah Rusia, telah menegaskan tidak berencana untuk menyerang.