Harga Gas di Eropa Kini Setara Harga Minyak US$ 410 per Barel
Konsumsi yang tinggi imbas gelombang panas di tengah ketatnya pasokan memacu harga gas alam di Eropa. Bahkan harga gas patokan Eropa per megawatt-jam saat ini jika dikonversi dengan harga minyak mentah setara dengan US$ 410 per barel atau lebih dari empat kali lipat harga Brent saat ini yang hanya US$ 95 per barel.
Harga gas patokan Eropa melonjak 14% hanya dalam tiga hari ke rekor tertinggi baru di level US$ 240 per megawatt-jam, melanjutkan tren kenaikan dalam beberapa minggu terakhir seiring meningkatnya permintaan dan ketatnya pasokan dari Rusia.
Harga gas telah naik dua kali lipat sejak Juni, ketika Rusia pertama kali mengurangi pasokan melalui jalur Nord Stream 1, jalur pipa utama yang membawa gas ke ekonomi terbesar Eropa, Jerman.
“Harga patokan gas Eropa sekarang diperdagangkan setara dengan US$ 410 per barel minyak mentah yang akan melemahkan ekonomi kawasan itu secara signifikan,” kata kepala strategi komoditas di Saxo Bank, Ole Hansen seperti dikutip dari Oilprice.com, Senin (22/8).
Rekor harga gas tersebut memukul industri di Jerman dan seluruh Eropa dengan beberapa perusahaan telah mengumumkan penghentian produksi atau pembatasan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Industri telah memperingatkan bahwa pengurangan produksi dan operasi dapat meruntuhkan rantai pasok dan produksi. Pemerintah negara-negara Eropa telah berebut untuk mengamankan pasokan gas yang cukup untuk musim dingin.
Di sisi lain mereka juga terus berupaya mengurangi tingginya beban biaya pada rumah tangga dan menghindari keruntuhan industri dan gelombang perusahaan energi yang bangkrut.
Sebagai akibat dari krisis gas dan gelombang panas yang membatasi pasokan dan keluaran dari sumber bahan bakar lain, harga listrik tahun depan terus melonjak di Eropa, dengan harga listrik Jerman, patokan Eropa, melonjak ke lebih dari US$ 508 per megawatt-jam pada Selasa (16/8).
“Meskipun penyimpanan terisi lebih cepat dari biasanya, Jerman hanya akan memiliki cukup gas alam untuk menutupi konsumsi dua setengah bulan musim dingin ini jika Rusia benar-benar menangguhkan pengiriman,” kata presiden regulator energi Jerman, Klaus Müller.
“Beban harga gas dan minyak yang tinggi akan menyebabkan kontraksi tajam di sejumlah ekonomi Eropa tahun depan,” kata direktur penelitian di Energy Aspects, Amrita Sen, kepada Bloomberg pada Rabu (17/8).
Jika pasokan tak membaik, negara-negara UE telah menyiapkan kebijakan pembatasan energi dan gas, menutup produksi sejumlah industri, dan mengenakan harga yang lebih tinggi kepada rumah tangga untuk pasokan gas dan listrik.
Harga Gas Alam AS dan Asia juga Melonjak
Selain di Eropa, harga gas juga melonjak di Asia dan Amerika. Harga patokan gas AS kini melonjak ke level tertinggi dalam 14 tahun imbas datarnya produksi domestik, permintaan gas yang kuat dari sektor pembangkit listrik karena gelombang panas, dan stok penyimpanan yang rendah.
Harga gas alam Amerika sempat terpuruk karena kondisi kahar LNG Freeport pada awal Juni. Namun sejak akhir Juni harga gas patokan AS telah melonjak 70% ke level di atas US$ 9,30 per MMBtu.
Jika dikonversi setara MMBtu, harga gas patokan Eropa saat ini setara dengan US$ 70 per MMBtu atau tujuh kali lipat lebih tinggi dari harga patokan Amerika. Tingginya margin ini diperkirakan menarik lebih banyak ekspor LNG dari Amerika ke Eropa yang saat ini telah mencapai rekor tertinggi.
Sementara di Asia, permintaan yang lebih tinggi untuk persiapan musim dingin di Asia Timur membuat harga LNG spot naik ke hampir US$ 60 per MMBtu. Harga gas Asia sempat mencapai US$ 80 per MMBtu pada awal Maret imbas invasi Rusia ke Ukraina.