Terkendala Smelter, MIND ID Sebut Belum Siap Setop Ekspor Tembaga
Mining Industry Indonesia atau MIND ID menyampaikan bahwa PT Freeport Indonesia masih belum siap untuk menyetop ekspor tembaga pada pertengahan tahun ini untuk mendukung program hilirisasi pemerintah. Sebab pembangunan smelter Gresik molor imbas Pandemi Covid-19.
Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, mengatakan meski pihaknya belum sanggup menghentikan ekspor tembaga, pihaknya siap untuk menghentikan ekspor bauksit. "Kalau bauksit siap, kalau tembaga gak siap," kata Hendi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Senin (7/2).
Pernyataan Hendi sekaligus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota Komisi VII DPR, Ramson Siagian yang bertanya soal kesiapan MIND ID untuk menjalankan amanat larangan ekspor mineral mentah yang tertuang di dalam Pasal 170A Undang-Undang (UU) Nomor 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Pada forum yang sama, Direktur Utama Freeport, Tony Wenas, menyampaikan bahwa pembangunan smelter tembaga Gresik merupakan kewajiban perusahaan setelah Freeport mendapatkan perpanjangan kontrak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada 2018.
Ketetapan tersebut mewajibkan Freeport untuk merampungkan proyek smelter dalam jangka waktu lima tahun, tepatnya pada 21 Desember 2023. Belakangan, target tersebut harus dikoreksi karena proyek mengalami keterlambatan imbas Pandemi Covid-19.
Terbaru, proyek smelter Gresik diproyeksikan beroperasi komersial pada akhir 2024. Adapun kemajuan konstruksi smelter Gresik hingga akhir Januari 2023 baru mencapai 54%. "Pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi kami sehingga kami mengajukan ada keterlambatan proyek kepada pemerintah," ujar Tony.
Kendati demikian, Komisi Energi DPR tetap mendesak Freeport dan MIND ID agar bisa menyelesaikan pembangunan Smelter Gresik pada akhir tahun 2023.
Keputusan tersebut disepakati untuk ditulis di hasil kesimpulan rapat hari itu. Komisi VII juga mendorong MIND ID untuk menyiapkan langkah mitigasi untuk pelarangan ekspor mineral.
Menurut data Kementerian ESDM PTFI terus menaikkan target produksi komoditas emas dan tembaga. Pada 2021 PTFI memproduksi 1,37 juta ons emas dan 1,33 miliar pon tembaga.
Kemudian pada 2022 target produksinya naik menjadi 1,59 juta ons emas dan 1,6 miliar pon tembaga. Adapun untuk tahun 2023 targetnya ditingkatkan lagi menjadi 1,8 juta ons emas dan 1,7 miliar pon tembaga.
"PTFI optimistis bahwa permintaan tembaga akan positif lantaran adanya kebutuhan tembaga yang meningkat, seturut ramainya proyek-proyek pembangkit listrik energi terbarukan," kata Kementerian ESDM dalam Reviu Informasi Strategis Energi dan Mineral Harian 12 Desember 2022.