Hitung-Hitungan Naik Harga Gas Komersial Industri

Muhamad Fajar Riyandanu
15 Agustus 2023, 17:05
gas
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.
Petugas berjalan di areal stasiun gas R/S sektor 01 (Balkondes) saat perawatan rutin di Desa Wisata Berkelanjutan Karangrejo, Borobudur, Magelang , Jawa Tengah, Rabu (2/11/2022).

Pada kesempatan tersebut, Rachmat juga menanggapi adanya keluhan penurunan daya saing karena kenaikan harga gas komersil. Dia menyebut, penyesuaian harga gas tidak selalu menjadi faktor utama penentuan daya saing industri.

Menurutnya, daya saing industri juga ditentukan oleh sejumlah faktor lain, di antaranya faktor daya saing dan biaya sumber daya manusia. Aspek daya saing juga ditentukan oleh kebijakan dan proteksi produk impor, bahan baku, dan pemanfaatan teknologi.

"Dalam hal ini, gas bumi memang merupakan salah satu komponen biaya yang mempengaruhi kegiatan produksi yang dilakukan oleh sektor industri, namun tidak selalu menjadi komponen utama dalam struktur biaya produksi," ujar Rachmat. 

Tenaga Ahli Kepala SKK Migas, Luky Yusgiantoro, mengatakan perhitungan harga gas mengacu pada biaya maupun investasi kontraktor terhadap pengembangan lapangan serta biaya produksi di sektor hulu migas.

"Dari sudut pandang SKK Migas, harga gas ini dalam rangka membantu keekonomian kontraktor maupun operator agar produksi gas meningkat dan menjadi jembatan transisi energi," kata Luky saat menjadi pemicara dalam diskusi daring bertajuk 'DETalk Energi Nasional Terus Melaju untuk Indonesia Maju' pada Selasa (15/8).

SKK Migas juga terus mendorong kontraktor untuk mengoptimalkan biaya operasional agar dapat menekan harga jual produk gasnya. Alasannya, pemanfaatan gas di level harga ekonomis akan menghasilkan nilai tambah tinggi pada sektor industri seperti pupuk dan petrokimia. "Sehingga menjadi penting ketika pemerintah menetapkan harga gas untuk juga melihat nilai tambah ke depan," ujar Luky.

Kepala Pusat Kajian Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, mengatakan kenaikan harga gas industri non HGBT dapat ditekan jika pemerintah lebih sensitif dalam menyalurkan insentif fiskal dan non fiskal pada kegiatan produksi migas. Kendati demikian, Abra juga menganggap usia lapangan gas yang menua berpotensi mengerek biaya operasional pengangkutan atau salur gas pada sektor hulu.

"Ketika ada konsekuensi tambahan investasi di hulu karena ada kebutuhan teknologi yang berubah maka pemerintah harus ikut aktif mendukung," kata Abra saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Selasa (15/8).

Inisiatif pemerintah untuk ikut berinvestasi pada sektor hulu migas dinilai menjadi katalis bagi pengembangan industri domestik lewat ketersediaan energi murah. Abra menganggap, pelaku industri energi harus menjadi pendukung bagi sektor industri manufaktur.

Penyediaan sumber energi murah dipercaya menjadi modal primer untuk menciprakan nilai tambah dari hasil jasa dan barang di sisi industri hilir. "Ini jangan terbalik, industri energi di hulu yang harus menjadi penopang industri manufaktur," ujar Abra.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...