Permintaan Minyak, Gas, Batu Bara Global Diramal Memuncak pada 2030

Happy Fajrian
24 Oktober 2023, 14:08
permintaan minyak, gas, batu bara, iea, transisi energi
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/tom.
Pekerja berada di sekitar tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) di Fuel Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tegal, Munjungagung, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (20/10/2023).

Permintaan bahan bakar fosil dunia, yakni minyak, gas, dan batu bara, diramal akan mencapai puncaknya pada 2030. Hal ini seiring semakin banyaknya mobil listrik, perlambatan ekonomi Cina yang disertai dengan transisi energi ke sumber energi ramah lingkungan.

Menurut laporan terbaru Badan Energi Internasional (Interational Energy Agency/IEA), puncak permintaan minyak, gas, dan batu bara pada akhir dekade ini berdasarkan skenario yang didasarkan pada kebijakan pemerintah saat ini.

“Transisi menuju energi ramah lingkungan sedang terjadi di seluruh dunia, dan hal ini tidak dapat dihentikan. Ini bukan soal ‘jika’, ini hanya soal ‘seberapa cepat’, dan semakin cepat semakin baik bagi kita semua,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol seperti dikutip Reuters, Selasa (24/10).

“Pemerintah, perusahaan, dan invevstor perlu mendukung transisi energi ramah lingkungan, bukan menghalanginya,” ujarnya menambahkan.

Namun, IEA juga mengatakan bahwa permintaan bahan bakar fosil masih terlalu tinggi untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris yang membatasi kenaikan suhu rata-rata global hingga 1,5 derajat Celsius.

“Hal ini tidak hanya berisiko memperburuk dampak iklim setelah satu tahun mengalami suhu panas yang memecahkan rekor, namun juga merusak keamanan sistem energi, yang dibangun untuk dunia yang lebih dingin dengan kejadian cuaca yang tidak terlalu ekstrem,” kata IEA dalam sebuah pernyataan.

Proyeksi IEA ini berlawanan dengan pandangan kartel minyak dunia, OPEC, yang melihat permintaan minyak akan meningkat jauh setelah tahun 2030 dan menyerukan investasi baru di sektor minyak hingga triliunan dolar.

IEA memperkirakan jumlah mobil listrik yang beredar di seluruh dunia akan meningkat hingga 10 kali lipat pada 2030. Kebijakan yang mendukung energi ramah lingkngan di pasar-pasar utama akan membebani permintaan bahan bakar fosil di masa depan.

Misalnya, IEA kini memperkirakan 50% pendaftaran mobil baru di Amerika Serikat (AS) akan berupa kendaraan listrik pada 2030, naik dari proyeksi dua tahun sebelumnya yang hanya 12%. Perubahan ini merupakan dampak dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS.

IEA juga melihat peran Cina sebagai sumber utama pertumbuhan permintaan energi berubah, meskipun negara ini berkontribusi hampir dua pertiga pertumbuhan konsumsi minyak global dalam satu dekade terakhir.

“Momentum pertumbuhan ekonominya sedang surut dan negara ini sekarang merupakan kekuatan utama di dunia dalam hal pengembangan pembangkit listrik energi ramah lingkungan. Lebih dari separuh penjualan kendaraan listrik global pada 2022 juga berada di Cina,” tulis laporan IEA.

IEA mengatakan kunci transisi yang teratur adalah meningkatkan investasi di semua aspek sistem energi bersih, bukan pada bahan bakar fosil. “Berakhirnya era pertumbuhan bahan bakar fosil tidak berarti berakhirnya investasi bahan bakar fosil, namun melemahkan alasan peningkatan investasi,” kata IEA.

Laporan IEA ini menepis OPEC yang dalam outlook pasar minyak global yang dirilis pada awal bulan ini menyatakan bahwa seruan untuk menghentikan investasi pada proyek minyak baru adalah salah arah dan dapat menyebabkan kekacauan energi dan ekonomi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...