Banyak Temuan Cadangan Baru, ESDM: Investasi Migas Masih Menjanjikan

Happy Fajrian
30 Oktober 2023, 13:22
investasi migas, esdm
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). PHE ONWJ berhasil mencapai produksi pada tahun 2022 sebesar 27.593 barrel oil per day (BOPD) untuk minyak dan 74,49 million standard cubic feet per day (MMSCFD) untuk gas.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menilai potensi investasi migas di Indonesia sangat terbuka lebar, mengingat potensi sumber daya yang sangat besar. Belakangan ini juga ada beberapa temuan sumber migas baru oleh KKKS.

Tutuka menegaskan bahwa di tengah upaya pemerintah menggenjot program energi bersih untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, energi fossil seperti migas tidak serta merta ditinggalkan begitu saja. Pemerintah masih membutuhkan migas sebagai salah satu energi yang dimanfaatkan dalam transisi menuju energi bersih.

“Untuk itu pemerintah mencari jalan tengah dengan tetap akan manfaatkan renewable energy ke depan tapi juga semaksimal mungkin memanfaatkan energi fosil yang sudah ada, itu strategi yang diharapkan bisa terlaksana,” ujarnya dikutip dari laman Kementerian ESDM pada Senin (30/10).

Dari data Januari 2023, proven reserves minyak bumi di Indonesia mencapai 2,41 BBO (billion barrel oil), sedangkan proven reserves gas bumi berada pada angka 35,3 TCF (trillion cubic feet). Beberapa temuan sumber daya migas baru di antaranya di Sumatera bagian utara, utara Pulau Bali, utara Pulau Lombok, serta di Selat Makasar.

“Proven reserves kita hanya 10% dari potensi sumber daya, atau dapat diartikan potensi sumber daya kita adalah 10 kali lipat dari proven reserve tersebut. Akan menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menjadikan potensi sumber daya tersebut menjadi proven reserve,” imbuhnya.

Diperlukan kajian lebih dalam, penambahan data yang kemudian dianalisis dan evaluasi untuk dilakukan pengeboran di beberapa cekungan-cekungan yang memiliki potensi minyak besar, seperti Sumatera Selatan, Jawa Timur, Sumatera bagian tengah (sekitar Blok Rokan), sedangkan untuk gas bumi berada di Bintuni, Kutai, dan Sumatera bagian Utara.

Untuk menarik investor, Tutuka menuturkan, pemerintah juga memberikan regulasi yang atraktif, seperti dengan memberikan share split tidak lagi di angka 85-15, melainkan mulai dari 80-20, dimana bagian pemerintah sebesar 80%, dan KKKS 20%.

Seiring dengan meningkatnya resiko yang ditentukan oleh pakar geologis dan geofisik, bagian pemerintah akan berkurang dimana untuk gas bumi bisa menjadi 50-50, dan minyak bumi 55-45, atau bagian pemerintah 55% dan sisanya bagian KKKS.

“Pemberian insentif lain seperti depresiasi dipercepat, FTP (First Tranche Petroleum), dan lainnya, itu juga bisa duduk bersama dibahas diskusikan atau diajukan kepada pemerintah. Kemudian juga kami selalu berusaha untuk mempercepat urusan AMDAL bersama Kementerian LHK,” kata Tutuka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...