PLN dan Kemenko Marves Luncurkan Program STAB dan PERTIWI

Dini Hariyanti
Oleh Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
2 Desember 2023, 14:19
Program STAB dan PERTIWI yang diluncurkan PLN dan Kemenko Marves di COP28 Dubai bertujuan untuk mengembangoan biomassa di Indonesia.
PLN

PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meluncurkan program STAB (Socio Tropical Agriculture-waste Biomass) dan PERTIWI (Primary Energy Renewable & Territorial Integrated Wisdom of Indonesia).

STAB dan PERTIWI yang merupakan program pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan untuk rantai pasok biomassa. Keduanya diluncurkan di sela-sela perhelatan COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 30 November 2023.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir mengungkapkan, pada gelaran COP28 kali ini pemerintah Indonesia tidak sekedar ingin terlibat aktif dalam menjaga lingkungan. RI juga ingin menunjukkan aksi nyata dalam mengejar target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.

Erick menuturkan, pihaknya bangga karena Indonesia berhasil meluncurkan dan menandatangani kerja sama terkait upaya masalah perubahan iklim yang sangat terstruktur.

“Pemerintah RI mengembangkan strategi kebijakan dekarbonisasi dan kemudian memastikan transisi energi yang lancar untuk menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan sosial,” tutur Erick melalui keterangan pers, Sabtu (2/12).

Erick juga mengutarakan apresiasinya kepada semua pihak yang berkomitmen penuh untuk bekerja sama dan memberi kontribusi besar dalam mewujudkan dekarbonisasi di Indonesia. “Saya berharap komitmen ini bisa segera terwujud dan diimplementasikan se efektif mungkin,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa peluncuran program ini sejalan dengan peta jalan transisi energi. Selain itu, pemanfaatan biomassa juga merupakan wujud nyata komitmen PLN dalam meningkatkan bauran EBT di Tanah Air.

“Kebijakan co-firing biomassa intensif dilakukan di Indonesia sebagai langkah konkret dalam mereduksi emisi karbon guna mencapai target NZE pada 2060 atau lebih cepat,” ujar Darmawan.

Darmawan mengimbuhkan, co-firing biomassa memiliki keunggulan Levelized Cost of Electricity (LCOE) terendah dibandingkan dengan akselerasi ke EBT lainnya. Selain itu, masyarakat lokal juga akan memainkan peran penting dalam menyediakan bahan baku biomassa.

Dengan kata lain, co-firing biomassa tak hanya akan mendorong akselerasi transisi energi. Praktik ini juga mampu menggerakkan perekonomian masyarakat melalui pembukaan lapangan kerja yang masif.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...