66 Tahun Pertamina Membangun Ketahanan Energi dan Ekonomi Indonesia

Uji Sukma Medianti
Oleh Uji Sukma Medianti - Tim Publikasi Katadata
11 Desember 2023, 13:27
Pertamina
Pertamina
Pertamina

Memasuki usia 66 tahun pada 10 Desember 2023, PT Pertamina (Persero) memperkuat kiprahnya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi. Pertamina berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjadi pemimpin dalam transisi energi, guna mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) Indonesia.

Pada usia enam dekade ini, Pertamina mendapatkan peringkat ESG (environmental, social and governance) nomor satu dunia untuk subsektor migas terintegrasi. 

Selain itu, terpilihnya Direktur Utama Pertamina dalam 100 Tokoh Paling Berpengaruh Dunia versi Forbes dan Fortune. Bahkan dalam versi Fortune, Direktur Utama Pertamina menjadi satu-satunya yang berasal dari Kawasan ASEAN.

Adapun, sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri. Ini merupakan upaya Pertamina untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.

"Hal ini dilakukan untuk memperkuat peran Pertamina di Indonesia dan memperkuat eksposure sebagai perusahaan energi global,” jelas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dalam keterangan tertulis, Senin (11/12).

Pertamina tercatat konsisten menjadi perusahaan Indonesia yang masuk Fortune Global 500. Bahkan ketika perusahaan energi global lainnya menunjukan penurunan performa karena pandemi Covid-19 dan situasi geopolitik, Pertamina menunjukkan performanya hingga mampu melonjak 82 peringkat, menjadi nomor 141 pada pengumuman Fortune 500 tahun 2023.

Dari sisi tujuan investasi, Pertamina pun layak menjadi perusahaan tujuan investasi. Hal ini terlihat dari peringkat kredit global Pertamina versi lembaga pemeringkat kredit internasional, yang semuanya telah berada di level “Investment Grade”. Yakni, Moodys pada peringkat BAA2, Standard & Poors pada BBB, dan Fitch Ratings BBB.

Tak hanya di sektor bisnis, kenaikan kinerja Pertamina juga terjadi di bidang keberlanjutan atau ESG. Mewujudkan visi Pertamina menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan salah satu persembahan istimewa untuk Indonesia, Pertamina menorehkan skor 20,7 (Medium Risk) dari lembaga rating Sustainalytics pada 30 November 2023.

Capaian ini mengukuhkan posisi Pertamina sebagai nomor 1 di subindustri migas terintegrasi, melampaui skor berbagai perusahaan migas global.  

Salah satu dampak ESG Pertamina adalah program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), dimana hingga akhir 2023 tercatat Pertamina telah melakukan investasi sosial yang berdampak pada 344 ribu penerima manfaat.

Beberapa program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun. Salah satu program tersebut adalah Desa Energi Berdikari yang hingga Desember 2023 sudah berjalan di 77 lokasi di seluruh Indonesia.

Untuk mendorong perekonomian nasional, Nicke menambahkan, pihaknya menjalankan aturan yang berlaku. Hingga akhir Oktober 2023, Pertamina telah berkontribusi hingga Rp255,51 triliun, terdiri dari pajak, dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta signature bonus, sebagai langkah kepatuhan Pertamina dalam pembayaran pajak dan aspek keuangan lainnya.

Pertamina juga menerapkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dimana secara konsolidasi TKDN Pertamina Group tahun 2023 mencapai 72,5 persen.

“Bagi Pertamina, sustainability adalah strategi untuk membesarkan perusahaan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi di Indonesia. Program Pertamina yang berkelanjutan ini akan mengembangkan perekonomian yang menjangkau semua masyarakat, memiliki multiplier effect dan menjadi katalis bagi pengembangan ekonomi” ujar Nicke.

Kiprah Subholding Pertamina

Hingga Oktober 2023, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream berhasil mencapai produksi melebihi 1 Juta BOEPD (Barel Minyak Ekuivalen/Setara Minyak per Hari).

Kontribusi nasional PHE juga semakin signifikan atas lifting minyak sebesar 86 persen dan gas sebesar 32 persen. PHE juga berperan dalam pengembangan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Indonesia, melalui injeksi perdana CO2 di Lapangan Jatibarang, Jawa Barat dan Lapangan Sukowati, Jawa Timur.

Sementara itu, Refinery Development Masterplan Program (RDMP) yang dijalankan oleh subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mencatatkan progress positif.

Sebagai proyek strategis nasional yang penting dalam meningkatkan produksi BBM berkualitas tinggi, pembangunan RDMP Balikpapan telah mencapai 85,9 persen pada 30 November 2023.

RDMP ditargetkan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan serta kualitas produk setara EURO V. Saat ini, KPI mampu memenuhi hingga 60 persen kebutuhan BBM nasional. Khusus untuk produk Gasoil dan Avtur, KPI dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasional sehingga tidak perlu melakukan impor.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...