Tren Baterai LFP Ancam Nikel, Pakar: Harga Bisa Anjlok ke US$ 10.000

Mela Syaharani
23 Januari 2024, 11:26
baterai lfp, harga nikel, baterai kendaraan listrik
PT Antam TBK
Ilustrasi bijih nikel.

Baterai LFP memiliki kapasitas penyimpanan energi yang lebih rendah dibandingkan baterai berbasis nikel, namun lebih murah untuk diproduksi karena bahan baku yang melimpah. Jarak tempuh mobil listrik yang menggunakan baterai LFP lebih pendek dalam satu kali pengisian penuh dibandingkan yang menggunakan baterai nikel.

Fahmy menyampaikan, apabila dunia sudah mulai meninggal nikel, maka penurunan harga tidak dapat dihindari lagi. “Bahkan harganya bisa turun sampai di bawah US$ 10 ribu per ton metrik kering (dmt),” ujar Fahmy.

Dia menjelaskan, apabila level harga nikel sudah mencapai level di bawah US$ 10 ribu per dmt maka akan mendatangkan dampak buruk bagi negara. “Indonesia akan kehilangan penghasilan dalam jumlah besar, itu barangkali yang perlu diantisipasi,” ucap Fahmy.

Sebagai informasi, penurunan harga nikel acuan Indonesia berlanjut pada awal 2024. Harga merosot hingga 7,17% ke level US$ 16.386,86 per dmt, dari US$ 17.653,33 per dmt pada Desember 2023.

Harga Januari ini merupakan yang terendah dalam dua tahun terakhir, menggeser rekor buruk pada Desember 2023. Pemerintah menetapkan harga nikel melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 8.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan Januari 2024.

Melihat tren pada 2023, harga acuan nikel memang sempat meroket pada Februari ke level US$ 28.444 per dmt. Namun setelah itu, angkanya cenderung turun hingga awal tahun ini.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...