Marak Tambang Nikel Luar Negeri Tutup, Marves: Mereka Tidak Kompetitif

Mela Syaharani
1 Maret 2024, 13:33
harga nikel, tambang nikel, kemenko marves
Katadata / Wahyu Dwi Jayanto
Tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk.
Button AI Summarize

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengaku bingung melihat fenomena penutupan beberapa tambang nikel dunia akhir-akhir ini karena turunnya harga nikel.

Terlebih, beberapa pihak luar negeri menuduh Indonesia sebagai penyebab turunnya harga akibat pasokan nikel Indonesia yang mendominasi di pasar nikel global.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto harga rata-rata nikel dalam 10 tahun berada di angka US$ 15.000 per metrik ton kering (dmt).

“Saya terus terang agak bingung kenapa Australia, New Caledonia, Prancis, protes terhadap harga nikel ini. Kalau kita lihat rata-rata historis harga nikel baik menggunakan nominal atau adjusted inflation, harga nikel saat ini masih US$ 17.000 per dmt di atas rata-rata historis 10 tahun terakhir,” ujarnya dalam CNBC Economic Outlook 2024, dikutip Jumat (1/3).

Menurut Septian, fenomena penutupan tambang nikel ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, kebanyakan proyek nikel di Australia baru dimulai ketika harga nikel dunia berada di angka US$ 20.000 per dmt. “Mereka memang menjalankan proyek itu berharap harga nikel akan terus tinggi,” ujarnya.

Kedua, ada pengaruh dari segi efisiensi. “Seperti di New Caledonia itu saya kira memang proyeknya sudah banyak yang tidak efisien dari segi smelter dan investasinya. Jadi memang akan sulit untuk berkompetisi kedepannya. Itu harus dilihat secara komprehensif,” ucapnya.

Kendati demikian, Septian mengatakan meskipun harga nikel saat ini tidak setinggi dua tahun terakhir namun kinerjanya masih cukup baik. “Harga nikel sekarang US$ 17.000 per dmt, profitabilitas dari penambang dan smelter masih cukup baik,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...