Harga Minyak Naik Dipicu Ekspektasi Meningkatnya Permintaan Global
Harga minyak terpantau naik pada hari Rabu (13/3) di tengah ekspektasi meningkatnya permintaan global, termasuk dari konsumen utama minyak dunia, Amerika Serikat (AS). Kenaikan permintaan ini juga terjadi di tengah prospek penurunan suku bunga the Fed dalam waktu dekat.
Minyak mentah Brent naik 36 sen atau 0,44%, menjadi US$ 82,28 per barel . Sementara itu minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak April naik 38 sen atau 0,49%, menjadi US$ 77,94 per barel.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap memperkirakan bahwa pertumbuhan permintaan minyak yang kuat secara global sebesar 2,25 juta barel per hari (bph) pada 2024 dan 1,85 juta bph pada 2025. OPEC juga memperkirakan adanya pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini.
Indikasi lain dari permintaan yang sehat adalah persediaan minyak mentah dan persediaan bahan bakar AS turun pada minggu lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka dari American Petroleum Institute.
Para analis masih percaya bahwa Federal Reserve mungkin mulai menurunkan suku bunganya di musim panas meskipun harga konsumen AS naik dengan kuat di bulan Februari karena tingginya biaya bensin dan tempat tinggal, hal ini menunjukkan masih kakunya inflasi. Suku bunga yang lebih rendah mendukung permintaan minyak.
“Lingkungan risiko sebagian besar tetap tidak terpengaruh, didukung oleh keyakinan kuat bahwa pasar saat ini memperkirakan penurunan suku bunga hanya pada bulan Juni akan berhasil,” kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG seperti dikutip Reuters.