ESDM Siapkan Indeks Harga Bauksit, Jadi Patokan Smelter dan Produsen

Mela Syaharani
20 Maret 2024, 15:03
indeks harga bauksit, kementerian esdm
123RF
Foto Ilustrasi Bauksit
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kementerian ESDM tengah mengkaji penetapan indeks harga bauksit. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Suswantono mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan asosiasi terkait.

“Terkait masalah penetapan harga indeks bauksit, memang kemarin kami mengundang dan memfasilitasi audiensi asosiasi bauksit, dari situ muncul masalah penetapan harga,” kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa (19/3).

Bambang menyebut penetapan harga indeks bauksit ini akan terus dikaji bersama Asosiasi Bauksit. “Saat ini sedang kami godok bersama. Kami pro aktif dengan asosiasi bauksit untuk memberikan solusi terbaik,” ujarnya.

Tidak hanya Bambang, dalam kesempatan yang sama Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan bahwa Kementerian ESDM sedang memfinalisasi mekanisme harga indeks bauksit.

“Kedepan mungkin karena memang supply dan demand yang tidak imbang jadi mengakibatkan yang punya smelter (bauksit) mempunyai kecenderungan menekan harga bagi mereka yang punya izin usaha pertambangan,” kata Tri.

United States Geological Survey (USGS) memperkirakan volume produksi bauksit global pada 2022 mencapai 380 juta metrik ton kering. Pada 2022 Australia menjadi negara penghasil bauksit terbesar, dengan volume produksi sekitar 100 juta metrik ton kering.

Sementara Indonesia berada di peringkat ke-5 global, dengan volume produksi bauksit sekitar 21 juta metrik ton kering. Negara-negara lain yang masuk ke daftar penghasil bauksit terbesar adalah Cina, Guinea, Brasil, India, Rusia, Arab Saudi, Kazakhstan, Jamaika, dan Vietnam, dengan rincian seperti terlihat pada grafik.

Namun, data ini belum mencakup produksi bauksit dari Amerika Serikat (AS). USGS menyatakan angka produksi AS masih dirahasiakan untuk kepentingan perusahaan-perusahaan terkait.

Bauksit merupakan bahan mentah untuk membuat aluminium, logam ringan yang bisa dipadatkan hingga keras seperti baja, tahan korosi, dan bisa menjadi penghantar listrik yang baik.

Aluminium kemudian menjadi bahan baku penting untuk beragam industri, mulai dari otomotif, perlengkapan rumah tangga, sampai teknologi panel surya.

Hilirisasi Bauksit

Saat ini pemerintah tengah mendorong peningkatan nilai tambah komoditas bauksit dengan membangun sejumlah smelter. Kementerian ESDM menargetkan tahun ini sebanyak 7 smelter bauksit terbangun dengan total investasi mencapai US$ 5,85 miliar.

Adapun ke-7 smelter tersebut masih dalam proses pembangunan dengan progres berkisar antara 32-65%. Enam smelter akan memproduksi smelter grade alumina (SGA) dan satu smelter memproduksi chemical grade alumina (CGA).

Kementerian ESDM mengungkapkan dari 7 proyek smelter bauksit ini, 6 smelter masih dalam proses mencari investor karena terkendala pendanaan, sedangkan 1 proyek terkendala pemulihan IUP.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa saat ini baru ada empat smelter bauksit di Indonesia dengan total kapasitas pengolahan mencapai 13,9 juta ton. Keempat fasilitas ini memproduksi 4,3 juta ton alumina.

Empat smelter tersebut dikelola PT Indonesia Chemical Alumina, PT Bintan Alumina Indonesia, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery Line-1, dan PT Well Harvest Winning Alumina Refinery Line-2.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...