Alasan Kementerian ESDM akan Batasi Izin Pembangunan Smelter Nickel Pig Iron

Mela Syaharani
5 Agustus 2024, 12:17
Foto udara alat berat berada di atas gunung kawasan pertambangan batu Gunung Moramo, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (13/2/2023). Bahan baku batu di wilayah tersebut banyak diminati perusahaan smelter nikel di Indonesia se
ANTARA FOTO/Jojon/rwa.
Foto udara alat berat berada di atas gunung kawasan pertambangan batu Gunung Moramo, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Senin (13/2/2023). Bahan baku batu di wilayah tersebut banyak diminati perusahaan smelter nikel di Indonesia sebab kandungannya sempurna untuk pemurnian nikel.
Button AI Summarize

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membatasi izin pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan (smelter) nickel pig iron (NPI). Langkah ini untuk mengevaluasi industri berbasis nikel demi mendukung sektor kendaraan listrik (EV).

“Yang tidak menghasilkan nilai tambah tinggi dan sudah mulai sunset akan kami evaluasi untuk tidak diteruskan pengembangan pembangunan smelter-smelter baru,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat di Jakarta pada Jumat (5/8).

Produk yang tidak bernilai tambah tinggi itu adalah NPI yang diolah dengan metode rotary kiln electric furnace (RKEF). Nickel pig iron merupakan feronikel berkadar rendah yang biasanya dipakai sebagai bahan baku produk baja tahan karat. “Soal ini Kementerian Perindustrian sudah sepakat tidak ada lagi tambahan pembangunan untuk RKEF,” ujarnya.

Setelah menghentikan izin pembangunan smelter tersebut, pemerintah akan mengarahkan para pelaku industri untuk mengembangkan beberapa produk lain yang masuk dalam peta jalan hilirisasi namun belum tersedia di Indonesia.

Dalam paparannya, Arifin menyebut Indonesia masih memiliki sumber daya nikel mencapai 17 miliar dengan jumlah cadangan sebanyak 5 miliar. Total produksinya, berdasarkan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2024 sekitar 240 juta ton. 

“Sedangkan tahun lalu kebutuhan smelter itu 220 juta ton. Ini harus kami kendalikan betul-betul sehingga mempunyai prospek tambahan yang lebih baik dan mendukung program transisi energi kita ke industri EV,” ucapnya.

Rencana untuk membatasi izin pembangunan produk feronikel berkadar rendah telah muncul sejak 2023. Pemerintah akan fokus pada pengembangan smelter nikel berteknologi high pressure acid leach (HPAL) untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate. Produk terakhir ini merupakan bahan prekursor untuk industri baterai. 

Moratorium pabrik smelter NPI juga bertujuan untuk memperpanjang umur cadangan bijih nikel berkadar tinggi. Sebab, produksi NIP membutuhkan kandungan nikel sedikitnya 1,7%, sedangkan baterai EV memakai kadar yang lebih rendah. 

 

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...