Danantara Akan Biayai Kilang Minyak Baru Berkapasitas 500 Ribu Barel


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan rencana pembangunan kilang minyak (refinery) baru sebagai bagian dari strategi hilirisasi energi nasional.
Proyek ini diperkirakan menelan investasi sebesar US$ 12,5 miliar atau sekitar Rp 203,87 triliun dan berpotensi didanai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek ini bertujuan memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan.
"Kami akan membangun refinery yang insya Allah kapasitasnya kurang lebih sekitar 500 ribu barel. Ini salah satu yang terbesar nantinya," ujar Bahlil dalam keterangan resmi, Rabu (5/3).
Kilang ini akan dirancang untuk mengolah minyak mentah dari dalam negeri maupun impor, dengan kapasitas produksi mencapai 531.500 barel per hari. Dengan kapasitas tersebut, kilang ini diharapkan dapat memperkuat pasokan energi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.
Selain itu, proyek ini berpotensi menghemat hingga 182,5 juta barel minyak per tahun, atau setara dengan penghematan US$ 16,7 miliar. Dari sisi tenaga kerja, pembangunan kilang ini diperkirakan dapat menyerap sekitar 63.000 tenaga kerja langsung dan 315.000 tenaga kerja tidak langsung.
Persetujuan Proyek Hilirisasi
Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui proposal daftar proyek hilirisasi tahap pertama 2025 yang diajukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
Proyek ini mencakup 21 proyek prioritas di 26 sektor komoditas pertambangan dengan total nilai investasi mencapai US$ 40 miliar atau setara Rp 659,2 triliun.
"Target keseluruhan proyek hilirisasi tahun ini mencapai US$ 618 miliar," ungkap Kepala Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia.
Beberapa proyek prioritas yang disepakati antara lain pembangunan kilang minyak berkapasitas 500 ribu barel dan pembangunan tempat penyimpanan minyak mentah di Pulau Nipah, Batam, yang bertujuan mempertebal pasokan minyak baku domestik selama 30 hari.
Selain itu, proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di tiga lokasi di Sumatera dan Kalimantan juga masuk dalam daftar prioritas.
Selain sektor mineral, batu bara, minyak, dan gas, proyek hilirisasi juga mencakup sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. "Kami sepakati baru 21 proyek, dan tahap berikutnya kami akan tingkatkan lagi," tambah Bahlil.
Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani menyatakan bahwa Badan Pengelola Investasi Danantara akan berperan dalam mendukung pembiayaan proyek hilirisasi ini.
"Danantara juga akan melalui proses yang proper, termasuk due diligence sebelum memberikan pendanaan," kata Rosan.