Dampak Kebijakan Tarif AS, Harga Minyak Mentah RI Turun Jadi US$ 74,29 per Barel

Mela Syaharani
14 Maret 2025, 17:26
Minyak
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Foto udara kapal Floating Storage Offloading (FSO) Arco Ardjuna Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melakukan proses lifting minyak ke kapal tanker di perairan utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). FSO Arco Ardjuna yang berkapasitas 1 juta barel minyak tersebut memiliki tugas penting sebagai fasilitas pe­nampung hasil produksi minyak mentah lapangan PHE ONWJ yang selanjutnya dikirim ke oil tanker untuk dibawa ke kilang minyak.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menetapkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sebesar US$ 74,29 per barel untuk Februari 2025.

Harga ini mengalami penurunan US$ 2,52 per barel dibandingkan ICP Januari 2025 yang tercatat US$ 76,81 per barel. Keputusan ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 90.K/MG.01/MEM/2025 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Februari 2025, yang ditetapkan pada 11 Maret 2025.

Penurunan ICP sejalan dengan tren harga minyak mentah global yang mengalami penurunan. Salah satu faktor utama adalah kekhawatiran pasar atas potensi penurunan permintaan minyak dunia akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) terhadap Kanada dan Meksiko.

Plt. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Chrisnawan Anditya menyatakan bahwa kebijakan tarif AS terhadap negara-negara Uni Eropa hingga 25% juga turut menambah ketidakpastian pasar.

"Salah satu penyebab penurunan harga minyak mentah di pasar internasional adalah kekhawatiran pasar atas potensi penurunan permintaan minyak dunia akibat penetapan tarif AS untuk Kanada dan Meksiko yang direncanakan segera diberlakukan, serta potensi penetapan tarif impor AS untuk negara-negara Uni Eropa," kata Chrisnawan, dikutip Jumat (14/3).

Selain itu, Cina membalas kebijakan tarif AS dengan menerapkan tarif 10% untuk minyak mentah, kendaraan, dan mesin pertanian, serta tarif 15% untuk batu bara dan LNG, yang mulai berlaku pada 10 Februari 2025.

Dari sisi suplai, laporan International Energy Agency (IEA) Februari 2025 mencatat bahwa produksi minyak dari negara non-OPEC meningkat 200 ribu barel per hari, mencapai 14,31 juta barel per hari.

Dampak di Kawasan Asia Pasifik

Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi Cina, setelah publikasi Caixin Purchasing Manager Index (PMI) Cina menunjukkan angka 51, lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Selain itu, terjadi unplanned shutdown pada Crude Distillation Unit di Kilang Kawasaki, Jepang, dengan kapasitas 172,1 ribu barel per hari. Kilang ini direncanakan kembali beroperasi pada pertengahan Februari 2025.

Perbandingan Harga Minyak Mentah

Berikut perkembangan harga minyak mentah utama pada Februari 2025 dibandingkan Januari 2025:

  • Dated Brent turun US$ 4,08 per barel, dari US$ 79,23 menjadi US$ 75,16 per barel.
  • WTI (Nymex) turun US$ 3,89 per barel, dari US$ 75,10 menjadi US$ 71,21 per barel.
  • Brent (ICE) turun US$ 3,39 per barel, dari US$ 78,35 menjadi US$ 74,95 per barel.
  • Basket OPEC turun US$ 2,56 per barel, dari US$ 79,45 menjadi US$ 76,89 per barel.
  • ICP Indonesia turun US$ 2,52 per barel, dari US$ 76,81 menjadi US$ 74,29 per barel.

Penurunan ICP ini mencerminkan dinamika global yang melibatkan kebijakan perdagangan, kondisi geopolitik, serta keseimbangan pasokan dan permintaan minyak dunia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan