Kementan Sebut Harga Ayam Turun karena Kurangnya Permintaan
Harga ayam merosot hingga Rp 16 ribu per ekor dari normalnya, Rp 20-22 ribu per ekor. Setelah peternak menggelar unjuk rasa di depan Istana Presiden pada Selasa (5/3) lalu, Kementerian Pertanian (Kementan) pun angkat bicara.
“Tidak ada kelebihan pasokan Day Old Chicken (DOC). Ini terjadi semata-mata karena permintaan yang turun pada bulan ini," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan, Kementan, I Ketut Diarmita, Rabu (6/3/2019).
Untuk mengatasinya, Kementan telah menyusun beberapa langkah. Di antaranya adalah mengimbau masing-masing pelaku usaha atau integrator memaksimalkan kapasitas Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) dan kapasitas Cold Storage.
Menurutnya, pasar untuk komoditas unggas di Indonesia saat ini didominasi fresh commodity yang bisa rusak dalam waktu dua hari. Maka, jika produk segar itu dijual dalam bentuk beku atau olahan, maka daging ayam diharapkan dapat bertahan lebih lama dengan harga yang lebih tinggi.
(Baca: Peternak Rugi, Harga Jual Ayam Tak Sebanding Biaya Pokok Produksi)
Ia juga meminta integrator untuk mengurangi penjualan ayam hidup. Dengan begitu, harga ayam di tingkat peternak diharapkan kembali normal.