Mendag Optimistis Target Pertumbuhan Ekspor 11% Tercapai
Enggar mengatakan capaian ekspor kuartal I 2018 sebesar US$ 44,3 miliar, meningkat 8,8% dibanding tiga bulan pertama 2017. Peningkatan ekspor didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas sebesar 9,5% menjadi US$ 40,2 miliar dan kenaikan ekspor migas sebesar 1,8% menjadi US$ 4,1 miliar. “Ekspor bulanan selama triwulan I 2018 memperlihatkan kinerja yang membaik dibanding tahun sebelumnya,” ujarnya.
Ekspor nonmigas ke beberapa negara selama periode tersebut juga tercatat meningkat signifikan, antara lain ke Tiongkok (35,1%), Jepang (19,8%), Hongkong (17,8%), Persatuan Emirat Arab (16,7%), dan Thailand (15,5%). Produk yang nilai ekspornya naik tinggi antara lain bijih, kerak, dan abu logam (891,1%); bubur kayu/pulp (42,9%); perhiasan/permata (38,0%); bahan bakar mineral (25,7%); ikan dan udang (22,8%); dan kertas/karton (22,2%).
Menurut Enggar, peningkatan ekspor yang relatif signifikan tersebut menunjukkan membaiknya permintaan produk ekspor Indonesia di pasar dunia.
Sementara itu, impor Maret 2018 mencapai US$ 14,5 miliar, terjadi peningkatan sebesar 2,1% dibanding impor bulan Februari 2018. Kenaikan disebabkan impor non migas, terutama barang modal.
(Baca Juga : Usai Ditegur Jokowi, Mendag Menaikkan Target Ekspor Jadi 11%)
Selain ekspornya meningkat, terjadi lonjakan impor dalam periode Januari–Maret 2018 menjadi US$ 44,0 miliar atau naik 20,1% dibanding periode yang sama tahun 2017. Alasannya, kenaikan impor dibanding kuartal I disebabkan kategori barang modal (27,7%), bahan baku/penolong (18,3%), serta barang konsumsi (22,1%).
“Kenaikan pada awal tahun menunjukkan sinyal pertumbuhan produksi industri domestik sebagai penggerak perekonomian,” kata Enggar.