Investor Arab Saudi Incar Tiga Kawasan Wisata

Ameidyo Daud Nasution
28 Februari 2017, 19:07
Wisata pantai
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Wisatawan menikmati pemandangan Gunung Rinjani saat matahari terbit di pinggiran pantai Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/2/2017).

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan investor Arab Saudi sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi di tiga kawasan pariwisata. Ketiga kawasan tersebut adalah Mandeh (Sumatera Barat), Tanjung Kelayang (Belitung), serta Mandalika (Nusa Tenggara Barat).

"Lokasi yang mereka telah sampaikan ketertarikannya ada tiga itu," kata Arief di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/2). (Baca: Pemerintah Genjot Pembangunan Tiga Destinasi Wisata)

Pemerintah juga telah menyiapkan lahan yang akan digunakan untuk investasi ini. Untuk kawasan Mandalika, pemerintah telah memiliki lahan seluas 1.100 hektare yang dapat digunakan berinvestasi di sektor pariwisata. Selain itu untuk Mandeh, pemerintah telah menyediakan lahan dengan luas 400 hektare.

Terkait investasi ini, pemerintah akan memanfaatkan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud pada Rabu besok (1/3). Pemerintah akan meminta Raja Salman untuk melobi para investor tersebut agar segera merealisasikan investasinya. (Baca: Sri Mulyani Harap Kenaikan Investasi Arab Saudi dan Kuota Haji)

Arief juga berharap dengan kedatangan raja Salman akan menjadi dorongan bagi turis asal Arab Saudi atau Timur Tengah pada umumnya untuk mengunjungi Indonesia. Kementerian Pariwisata mencatat kedatangan turis asal Timur Tengah ke Indonesia masih minim yakni hanya sekitar 150 ribu wisatawan per tahun.

Meski jumlah kunjungannya sedikit, wisatawan Timur Tengah ternyata cukup royal. Uang yang dibelanjakan turis Timur Tengah ke Indonesia bisa mencapai US$ 1.750 hingga US$ 2.000 (sekitar Rp 22 juta – 26 juta) dalam satu kali kunjungan. Angka ini masih di atas rata-rata pengeluaran wisatawan asing lainnya ke Indonesia yang hanya mencapai US$ 1.200 sekali datang.

"Jadi sebenarnya dari situ (kunjungan wisatawan Timur Tengah) bisa meningkatkan devisa kita," kata Arief. (Baca: Jokowi: Branding Pariwisata Indonesia Masih Lemah)

Menurut Arief, selama ini Indonesia masih kurang dalam melakukan promosi wisata ke pasar Timur Tengah. Kedatangan Raja Salman bisa menjadi momentum untuk berpromosi di media-media Timur Tengah. Dengan begitu, masyarakat negara-negara tersebut bisa mengetahui dan tertarik datang ke Indonesia

Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan wisatawan Timur Tengah bisa meningkat hingga dua kali lipat, mencapai 300 ribu kunjungan. Arief merasa target ini tidak terlalu sulit, karena permintaan turis negara-negara tersebut sudah cukup tinggi sekarang. Hampir semua maskapai penerbangan Timur Tengah telah menambah penerbangannya ke Indonesia, seperti Emirates, Qatar Airways, dan Etihad.

(Baca: Hebohnya Bandara Jakarta dan Bali Sambut 8 Pesawat Raja Arab)

Sekadar informasi, hingga saat ini kontribusi investasi Arab Saudi di Indonesia masih rendah. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sepanjang 2016, realisasi investasinya hanya US$ 900 ribu atau sekitar Rp 11,9 miliar untuk 44 proyek.

Dengan angka realisasi investasi itu, Arab Saudi berada di posisi 57 dalam daftar negara investor di Indonesia. Posisi itu jauh dibandingkan realisasi investasi dari negara Timur Tengah lainnya, seperti Kuwait yang mencapai US$ 3,6 juta. Peringkat Arab Saudi juga di bawah Afrika Selatan yang nilainya mencapai US$ 1 juta untuk delapan proyek. Bahkan, Mali mampu menginvestasikan US$ 1,1 juta.

(Baca: Menteri Susi Ingin Wisata Bahari Indonesia Seperti Maldives)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...