Pengusaha Tuna Minta Pemerintah Adil Terhadap Industri

Image title
17 Februari 2017, 12:57
Tuna Indonesia Dalam Ancaman
Katadata | Arief Kamaludin

(Baca: Tuna Dalam Tarik Menarik Kepentingan Konservasi dan Industri)

Di sisi lain, kata Hendra, kebijakan konservasi di level nelayan tidak begitu efektif, berjalan mengingat pada 2016 dan 2017 ini alat tangkap jaring purse sein (pukat cincin) masih mendominasi. Padahal menurut organisasi lingkungan, Greenpeace, penangkapan dengan purse seine tidak berkelanjutan karena bisa banyak menangkap bayi-bayi tuna yellowfin ataupun big eye.

Berdasarkan laporan Greenpeace yang dipublikasikan November 2016, perusahaan pengalengan mendapatkan pasokan ikan tuna dari kapal purse seine. Ini merupakan hasil survei 15 perusahaan pengalengan ikan tuna di Indonesia, Thailand dan Filipina.

Hendra juga mengatakan pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal juga belum berjalan begitu efektif. Hingga saat ini masih ada kapal asing yang masuk ke wilayah ZEE (zona ekonomi ekslusif) Indonesia. “Tapi efek jeranya belum tuntas, atau kita lemah pengawasan, atau malah kosong ZEE-nya,” katanya.

Hendra berharap pemerintah bisa memiliki kebijakan jangka panjang yang dapat menyeimbangkan aspek kesejahteraan dengan aspek ekologis. Pasalnya, menurut pandangannya saat ini pemerintah terlalu menitik beratkan pada aspek konservasi. (Baca Infografik: Indonesia Negeri Kaya Tuna)

“Pertanyaannya what’s next, ke depan kita mau apa gitu. Dampak dekonstruksinya itu luar biasa ini yang harus di-recovery (pulihkan). Jangan sampai kita terjebak terus di tahap dekonstruksi,” katanya.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...