Pembebasan Lahan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Selesai Akhir 2016

Ameidyo Daud Nasution
24 November 2016, 18:08
No image
Suasana ekspo Jaringan Kereta Cepat Negara Tiongkok di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Pameran menampilkan beragam jenis kereta cepat dan pembangunan stasiun kereta yang telah dipergunakan di negara Tiongkok yang rencananya juga akan di pergunak

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menargetkan pembebasan lahan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung akan segera rampung 100 persen pada akhir tahun ini. Hingga saat ini perkembangan pembebasannya sudah mencapai 85 persen.

Direktur Utama Wijaya Karya (Wika) Bintang Perbowo merasa optimistis target pembebasan lahan ini bisa tercapai. Dengan begitu, meski sempat molor, proyek ini bisa segera mulai konstruksi dan selesai sesuai jadwal yang teloah ditetapkan.

"Saya yakin pembebasan lahan bisa akhir tahun ini 100 persen," kata Bintang dalam acara CEO Forum di Jakarta, Kamis (24/11). (Baca: Jokowi Targetkan Kereta Bandara Beroperasi Paling Lama Juli 2017)

Dia menambahkan dalam waktu dekat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meninjau beberapa bidang lahan yang belum dibebaskan. Setelah itu, pemerintah akan memutuskan mekanisme yang pembebasan lahan untuk pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Saat ini Wika sedang menyiapkan segala macam kebutuhan teknis proyek ini. Salah satunya adalah pembangunan pabrik beton pracetak (precast) di salah satu lokasi dalam rute proyek kereta cepat. Ini dilakukan mengingat beberapa komponen, seperti box girder, yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek ini sangat berat, sekitar 950 ton.

Hampir mustahil komponen tersebut dibawa dengan truk. "Jadi kami fokus di alat-alat berat itu dulu," ujar Bintang.  (Baca: Pemerintah Minta Jepang Danai Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya)

Sebelumnya Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Suradi Wongso mengungkapkan penandatanganan kontrak konstruksi proyek kereta cepat senilai Rp 17 triliun belum dapat dilakukan. Padahal, penandatangan kontrak itu semula ditargetkan akhir Agustus lalu.

Suradi menjelaskan, penyebabnya adalah belum adanya finalisasi pembiayaan (financial closing) antara China Development Bank (CDB) dengan PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC). Sekadar informasi, KCIC adalah perusahaan patungan pembangun dan pengelola proyek kereta cepat yang beranggotakan perusahaan Cina dan konsorsium BUMN, termasuk WIKA. Sedangkan CDB adalah pemberi pinjaman proyek kereta cepat tersebut.

"Belum jadi (konstruksi), kami masih tunggu financial closing," kata Suradi. (Baca: Proyek Rel Kereta Luar Jawa Terhambat Pembebasan Lahan dan Dana)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...