Antam Didorong Gandeng Medco untuk Akuisisi Saham Newmont

Miftah Ardhian
13 April 2016, 19:45
Newmont_www.ptnnt_.co_.id_2.jpg
www.ptnnt.co.id

(Baca: Kawal Divestasi Freeport, Pemerintah Bentuk Tim Khusus)

Menurut Sudirman, itu merupakan transaksi dan pembicaraan secara bisnis sehingga pemerintah tidak bisa ikut campur. Ia menambahkan, sebenarnya Newmont atau pemegang saham yang baru sudah berkomunikasi dengan Kementerian ESDM. "Saya tidak tahu Pak Arifin atau siapa (yang mau membeli). Tapi yang jelas sudah ada."

Rencana tersebut kembali mencuat ke permukaan setelah Arifin bersama Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro dan Presiden Komisaris Medco Muhammad Lutfi menemui Presiden Joko Widodo di kantor Kepresidenan, Jakarta, 28 Maret lalu. Namun, trio petinggi Medco ini enggan menjelaskan materi pembicaraan dengan Jokowi yang berlangsung selama lebih satu jam itu. Lutfi hanya mengatakan pertemuan itu berkaitan dengan urusan bisnis. "Ini urusan dagang, urusan perusahaan, urusan Medco," kata Lutfi.

Berdasarkan kabar yang berkembang di bursa saham, kedatangan para petinggi Medco pada senin lalu itu untuk melaporkan kepada Presiden dan membahas rencana mengakuisisi saham Newmont. “Kabarnya Medco segera merampungkan akuisisi salah satu aset nasional berkelas dunia yg dimiliki Indonesia, yaitu tambang emas Newmont,” kata seorang pelaku pasar.

(Baca: Penerimaan Bea Keluar Freeport dan Newmont Masih Rendah)

Sekadar informasi, saat ini 56 persen saham Newmont dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership BV. Sisanya, sebanyak 24 persen saham dimiliki PT Multi Daerah Bersaing (MDB), 17,8 persen PT Pukuafu Indah, dan 2,2 persen dimiliki Indonesia Masbaga Investama. MDB adalah perusahaan daerah yang terafiliasi dengan Grup Bakrie. Sebagai gambaran, saat didivestasikan tahun 2013, nilai 7 persen saham Newmont sebesar US$ 246,8 juta. Kalau nilai itu tidak berubah sekarang, maka nilai 76 persen saham Newmont sekitar US$ 2,7 miliar.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...