April, Jokowi Targetkan Bongkar Muat Pelabuhan Priok 3 Hari

Maria Yuniar Ardhiati
10 Maret 2016, 16:17
Uji Coba Angkutan KA Pelabuhan
Arief Kamaludin|KATADATA
Tumpukan peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

PLB berguna untuk memindahkan barang kebutuhan industri maupun nonindustri, yang sebelumnya ada di negara tetangga, ke gudang di dalam negeri. Keberadaan pusat logistik ini diharapkan membuat ongkos produksi semakin murah. Sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di ASEAN, jumlah penduduk terbanyak dan tingkat konsumsi tertinggi di ASEAN , Indonesia semestinya sudah memiliki PLB sejak lama.

“Kita mau beli apa saja harus pergi ke negara lain. Apa-apaan? Produksinya di sini, kok gudangnya di negara lain,” ujar Jokowi. Contohnya, produk tekstil yang dikerjakan di dalam negeri,tapi Indonesia harus mengambil kapas dari luar negeri.

Kondisi semacam itu harus dihentikan. Jika tidak, pelaku bisnis dalam negeri bisa kehabisan ongkos. Ia menyebut, biaya logistik dan transportasi dalam negeri memberatkan pengusaha. PLB pun dibangun lantaran biaya logistik di Indonesia yang tinggi, mencapai dua kali hingga dua setengah kali biaya di Singapura dan Malaysia.

Jokowi mengungkapkan, pusat logistik harus ada di setiap provinsi. Saat ini sudah ada 11 PLB di Balikpapan, Cakung, Denpasar, Karawang dan Cikarang. Selain Cipta Krida Bahari, perusahaan-perusahaan yang juga mengoperasikan pusat logistik adalah PT Petrosea Tbk, PT Pelabuhan Penajam, PT Kamadjaja Logistics, PT Toyota Manufacturing Indonesia, PT Dunia Express, PT Dahana (Persero), PT Khrisna Cargo, PT Gerbang Teknologi Cikarang, PT Vopak Terminal Merak dan PT Agility International.

Pembangunan dan pengembangan fasilitas PLB ini termasuk dalam paket kebijakan ekonomi jilid IX yang telah dikeluarkan pemerintah. Untuk itu, pemerintah juga sudah merilis Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2015 tentang Kawasan Logistik Berikat.

(Baca: Empat Perusahaan Berminat Manfaatkan Pusat Logistik Berikat)

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan keberadaan gudang berikat. Ia mengibaratkan dulu gudang berikat sebatas warung yang hanya menampung sedikit barang. Saat ini, PLB menyerupai supermarket yang mampu menyimpan semua barang milik siapa saja.

Ia menargetkan, 50 PLB beroperasi tahun depan. “Penghematan yang didapat tergantung transaksi. Namun untuk Cipta Krida Bahari, ini kira-kira bisa menghemat Rp 60 miliar,” kata Bambang.

Di tempat yang sama, Presiden Direktur Cipta Krida Bahari, Iman Sjafei, menyebut akan menerima kemudahan dalam reekspor barang modal menuju negara-negara Asia Tenggara. Saat ini, 80 persen barang yang dimuat oleh perusahaannya sebagai anak usaha PT ABM Investama Tbk. Merupakan traktor dan alat berat, hasil kerjasama dengan Caterpillar.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...