BlueBird Siasati Sepi Penumpang Masa PSBB Lewat Layanan Logistik

Image title
Oleh Ekarina
24 September 2020, 09:00
Blue Bird, Logistik, Transportasi, PSBB, Taksi, Jakarta, Hotel, Aplikasi, Digital, Bisnis.
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Penumpang menaiki taksi blue bird di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2020).

Dalam beberapa tahun belakangan, Blue Bird terus mengalami penurunan laba. Namun pandemi Covid-19 ternyata makin mengguncang kondisi perusahaan tersebut.

Blue Bird terpaksa menghentikan operasional sebagian armada taksinya, seperti layanan Jabodetabek Airport Connection (JAC) dan Big Bird Shuttle di Jakarta dan Bandung.

Perusahaan yang menaungi 3.312 pekerja itu menyiasati pandemi Covid-19 dengan diversifikasi usaha dan efisiensi pada berbagai lini operasional. Salah satu bentuknya yakni memotong gaji karyawan hingga 50%.

Pada kuartal I 2020, perusahaan hanya mendapatkan laba Rp 13,74 miliar. Angka tersebut turun 84,5% dari 2019 dalam periode yang sama, sekaligus terbesar dibandingkan beberapa tahun terakhir.

Pesaing Blue Bird di bisnis taksi, PT Express Transindo Utama Tbk pun mengambil langkah serupa untuk mempertahankan bisnis. Perusahaan melakukan pembenahan atau restrukturisasi internal melalui konsolidasi operasi baik di kantor pusat maupun pool. Hal ini mengakibatkan jumlah karyawannya berkurang.

“Sebanyak 143 karyawan Perseroan terkena dampak selain dari PHK yaitu pemotongan gaji karyawan sebesar 40% dari total gaji per bulan, yang diperkirakan akan berlangsung hingga periode yang belum dapat ditentukan saat ini,” kata Corporate Secretary Express Transindo, Yuniana melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Minggu (16/8).

Yuniana menjelaskan, pandemi corona menyebabkan sejumlah opersional TAXI ini terhenti diberbagai daerah imbas adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Misalnya, pembatasan operasional pada taksi reguler dan taksi premium baik di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek) maupun luar kota.

Tak hanya itu, layanan penyewaan kendaraan dan limusin di Jakarta dan Bali pun sempat disetop. Serta pembatasan operasional pada layanan penyewaan bus di Jadetabek. “Penghentian dan/atau pembatasan operasional di atas terutama disebabkan oleh penurunan permintaan atas layanan transportasi umum dan juga adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan perpanjangan PSBB Transisi hingga Agustus 2020,” katanya.

Alhasil, perseroan memprediksi bakal ada penurunan pendapatan antara 51% hingga 75% pada tahun ini dibandingkan tahun lalu imbas pandemi corona.

Adapun, strategi TAXI untuk menurunkan biaya operasional yakni melakukan penyesuaian jumlah karyawan dan penutupan sejumlah pool yang tidak aktif.

Dari sisi kinerja keuangan, PT Express Transindo Utama Tbk tercatat membukukan kerugian sebesar Rp 43,44 miliar sepanjang semester I 2020, turun 62,47% dibandingkan rugi yang dialami perseroan pada periode yang sama tahun lalu. Pada semester I 2019 perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 115,78 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...