Jatuh Bangun Pengusaha Kuliner Mengais Rezeki di Masa Pandemi

Happy Fajrian
2 November 2020, 07:00
bisnis restoran, pandemi corona, protokol kesehatan,
123rf/mackoflower
Ilustrasi kondisi restoran di masa pandemi.
Penerapan New Normal di Restoran
Penerapan new normal di sebuah restoran (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

Pukulan Telak Corona Terhadap Bisnis Restoran dan Kuliner

Bisnis kuliner dan restoran memang termasuk salah satu bisnis yang paling terdampak oleh pandemi corona. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sektor penyediaan akomodasi, serta makan dan minum terkontraksi sebesar 22,02% secara tahunan pada semester I tahun ini. Urutan kedua setelah sektor transportasi dan pergudangan yang kontraksi 30,84%.

Pandemi corona membuat kunjungan ke pusat perbelanjaan dan restoran menurun drastis sejak pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ketika PSBB memasuki masa transisi, restoran sudah diizinkan untuk menerima kunjungan hingga 50% dari kapasitas.

Namun, tetap saja hal itu tidak serta merta membuat tingkat kunjungan meningkat. Bahkan akan sulit mencari restoran atau rumah makan yang mampu mengisi meja-mejanya hingga separuh dari kapasitas yang diizinkan.

Restoran
Restoran (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.)




Menurut data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) per Mei 2020 terdapat sekitar 8.000 restoran yang tutup di seluruh Indonesia. Perkiraannya sebanyak 1,2 juta karyawan atau pekerja restoran yang terdampak, antara lain dirumahkan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK).

Angka ini dihitung dari jumlah pusat perbelanjaan yang tutup di Jakarta sebanyak 77 mal. Sedangkan di dalam mal biasanya terdapat 30 restoran, belum lagi ada yang stand alone di luar area mal. PHRI menghitung sekitar 4.700 restoran yang tutup di Jakarta dan sisanya dari luar Jawa dengan taksiran kerugian mencapai puluhan triliun rupiah.

“Sekarang sebagian besar hotel dan restoran sudah buka, tapi belum kami hitung lagi karena datanya dinamis sekali. Kami coba lihat perkembangannya sampai dengan ditemukannya vaksin. Situasinya sangat tergantung, kalau PSBB diperketat ya drop lagi,” kata Ketua Umum Harian PHRI Hariyadi Sukamdani kepada Katadata.co.id.

PHRI pun telah merumuskan lima strategi bagi para anggotanya untuk bertahan di masa pandemi ini. Pertama, mengoptimalkan platform digital untuk mendorong penjualan, yakni melalui e-commerce dan media sosial.

Menurut hasil riset Mandiri Institute, 75% pengusaha kuliner dan restoran telah memanfaat kanal online untuk membantu penjualan, tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya seperti terlihat pada databoks berikut ini:

Kedua, wait and see, menunggu saat-saat peningkatan permintaan baru kemudian melakukan aktivitas bisnis. Namun strategi ini harus dibarengi dengan pengelolaan arus kas yang cermat dan harus didukung modal yang cukup untuk bertahan.

Ketiga, lakukan pivot bisnis, mencari peluang-peluang bisnis baru yang tidak jauh dari bisnis inti perusahaan. Keempat blue ocean strategy inovasi produk baru yang saat ini tengah dibutuhkan masyarakat.

Terakhir, strategi bundling, yakni memadukan beberapa produk dalam satu paket dengan harga jual yang lebih murah dibandingkan membeli dua paket itu sendiri-sendiri. “Kami membuat program sama Inaka Airlines bundle tiket sama hotel. Mulai jalan pertengahan November,” kata Hariyadi. Namun restoran tidak masuk dalam paket ini, karena menurutnya menggabungkan paket makanan lebih sulit.

Penyumbang bahan: Agatha Lintang Kinasih (magang).

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...