800 Ribu Dosis Vaksin PMK Tiba di Indonesia, Besok Didistribusikan

Tia Dwitiani Komalasari
17 Juni 2022, 12:09
Petugas Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memeriksa mulut sapi di salah satu lokasi peternakan di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Selasa (14/6/2022). Pemerintah Kota Tangerang melarang hewan kurban luar daerah masuk ke wilayah Kota Tangerang pada 14 h
ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Petugas Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang memeriksa mulut sapi di salah satu lokasi peternakan di Periuk, Kota Tangerang, Banten, Selasa (14/6/2022). Pemerintah Kota Tangerang melarang hewan kurban luar daerah masuk ke wilayah Kota Tangerang pada 14 hari sebelum Idul Adha guna mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Sebanyak  800 ribu dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat dini hari (17/6). Vaksin tersebut akan langsung didistribusikan ke berbagai daerah sebagai upaya percepatan penanganan wabah PMK.

"Hari ini kami dapatkan 800 ribu dosis dan mulai besok sudah bisa dilakukan delivery. Dan 3 juta dosis kami sudah yakinkan bisa sampai di Indonesia, secara bertahap tentu saja," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam keterangannya saat menerima kedatangan vaksin di Bandara Soekarno-Hatta.

Dia berharap,  kedatangan vaksin bisa disambut dengan sigap melalui kerja sama yang baik oleh pemerintah daerah, crisis center, dan gugus tugas di kabupaten dan provinsi. Dengan demikian, mereka mampu mempersiapkan penyuntikan sekaligus melakukan pengobatan secara maksimal.

"Saya berharap gugus tugas yang ada di kabupaten, crisis center yang ada di kabupaten atau provinsi, dan secara nasional sudah mempersiapkan diri untuk melakukan penyuntikan vaksin," katanya.

 Syahrul mengatakan, distribusi vaksin akan dilakukan pada wilayah wabah PMK yang sudah dipetakan sebelumnya. Kementerian Pertanian sudah mengategorikan hewan ternak yang diprioritaskan mendapatkan vaksin PMK.

Penyuntikan vaksin akan diprioritaskan untuk hewan sehat yang berada di zona merah dan kuning. Selain itu, vaksin PMK juga diprioritaskan pada hewan ternak yang berada di wilayah sumber pembibitan, serta bagi ternak yang berada di wilayah sentra peternakan sapi perah.

Sejauh ini, kata Syahrul, penyebaran PMK paling tinggi masih berada di area lalu lintas hewan baik melalui darat maupun laut.

 "Lalu lintas hewan menjadi salah satu sumber terjadinya pembawa wabah. Oleh karena itu, kita berharap perjalanan lalu lintas hewan melalui laut, darat, dan udara melalui pengecekan karantina. Kita berharap yang di darat juga begitu, tentu saja karena banyak jalan-jalan tikus yang menjadi tantangan tersendiri," katanya.

 Menurut Syahrul, penyebaran wabah PMK sangat cepat karena virus menular melalui udara atau airborne. Karena itu, Mentan meminta semua petugas yang ada di lapangan betul-betul bisa mengendalikan keberadaan manusia dan juga keluar masuknya hewan ternak.

"Wabah ini penyebarannya luar biasa, oleh karena itu upaya extraordinary lebih kuat, menjadi bagian-bagian dari jawaban yang ada. Semoga ini bisa membuat kita semua yakin, bahwa wabah PMK secara maksimal bisa kita selesaikan dengan baik," katanya.

Indonesia membuka keran impor daging kerbau India sejak 2016, meski negara tersebut belum berstatus bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) ternak. Pemerintah membuka keran impor karena daging kerbau India karena lebih murah dan untuk menstabilkan harga di pasar domestik. Berikut pertumbuhan impor daging India sejak 2016:

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...